medcom.id, Jakarta: Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya masih menyelidiki kematian bayi Tiara Debora Simanjorang. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penyidik akan memeriksa pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, dalam waktu dekat.
"Ada beberapa saksi yang kami tanyakan dan nanti juga rumah sakit akan kami tanyakan semua," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa 12 September 2017.
Argo memastikan, semua pihak akan dimintai keterangan termasuk orang tua bayi Debora, Henny Silalahi dan Rudianto Simanjorang. Setelah pemeriksaan dirasa cukup, penyidik akan langsung melakukan gelar perkara untuk menentukan unsur tindak pidana.
"Setelah mendapatkan beberapa saksi dan barang bukti ya pasti akan kami gelar. Nanti kami lihat dulu fakta-fakta di persidangan ya. Apakah memenuhi unsur atau tidak, akan kami kenakan pasal 190 UU Kesehatan yang membiarkan pasien yang harus ditangani padahal sakit berat," jelas Argo.
Peristiwa nahas ini terjadi saat bayi Debora mengalami sesak napas, Minggu 3 September. Debora kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat.
Dokter meminta Debora dibawa ke ruang perawatan intensif khusus bayi (pediatric intensive care unit/PICU). Orangtua Debora, Henny dan Rudianto diminta membayar uang muka perawatan PICU sebanyak Rp19,8 juta.
Karena kejadiannya tiba-tiba, mereka tak memiliki uang sejumlah itu. Keduanya lantas menunjukkan kartu BPJS Kesehatan berharap bayi Debora ditangani dulu. Namun, RS Mitra Keluarga Kalideres menyatakan belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Permintaan mereka ditolak.
Henny dan Rudianto yang hanya memiliki uang Rp5 juta memohon agar anaknya ditangani dulu. Mereka berjanji akan melunasi uang yang diminta begitu matahari terbit.
Kondisi Debora semakin menurun. Ia masih di ruang IGD. Debora pun mengembuskan napas terakhir. Dia meninggal dalam dingin.
Sedangkan pihak RS Keluarga Kalideres menyatakan sudah berupaya maksimal untuk menolong Debora.
medcom.id, Jakarta: Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya masih menyelidiki kematian bayi Tiara Debora Simanjorang. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penyidik akan memeriksa pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, dalam waktu dekat.
"Ada beberapa saksi yang kami tanyakan dan nanti juga rumah sakit akan kami tanyakan semua," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa 12 September 2017.
Argo memastikan, semua pihak akan dimintai keterangan termasuk orang tua bayi Debora, Henny Silalahi dan Rudianto Simanjorang. Setelah pemeriksaan dirasa cukup, penyidik akan langsung melakukan gelar perkara untuk menentukan unsur tindak pidana.
"Setelah mendapatkan beberapa saksi dan barang bukti ya pasti akan kami gelar. Nanti kami lihat dulu fakta-fakta di persidangan ya. Apakah memenuhi unsur atau tidak, akan kami kenakan pasal 190 UU Kesehatan yang membiarkan pasien yang harus ditangani padahal sakit berat," jelas Argo.
Peristiwa nahas ini terjadi saat bayi Debora mengalami sesak napas, Minggu 3 September. Debora kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat.
Dokter meminta Debora dibawa ke ruang perawatan intensif khusus bayi (pediatric intensive care unit/PICU). Orangtua Debora, Henny dan Rudianto diminta membayar uang muka perawatan PICU sebanyak Rp19,8 juta.
Karena kejadiannya tiba-tiba, mereka tak memiliki uang sejumlah itu. Keduanya lantas menunjukkan kartu BPJS Kesehatan berharap bayi Debora ditangani dulu. Namun, RS Mitra Keluarga Kalideres menyatakan belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Permintaan mereka ditolak.
Henny dan Rudianto yang hanya memiliki uang Rp5 juta memohon agar anaknya ditangani dulu. Mereka berjanji akan melunasi uang yang diminta begitu matahari terbit.
Kondisi Debora semakin menurun. Ia masih di ruang IGD. Debora pun mengembuskan napas terakhir. Dia meninggal dalam dingin.
Sedangkan pihak RS Keluarga Kalideres menyatakan sudah berupaya maksimal untuk menolong Debora.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
