medcom.id, Jakarta: Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mengklaim telah mengantisipasi masuknya narkotika melalui pintu masuk Indonesia. Bahkan untuk mencegah masuknya barang haram itu, Ditjen Imigrasi menyiapkan petugas dengan pendidikan khusus.
"Petugas imigrasi di lapangan terutama di pintu masuk baik darat, udara dan laut itu disiapkan dengan pendidikan khusus," kata Kabag dan Umum Ditjen Imigrasi Agung Sampurno saat dihubungi Metrotvnews.com, Jakarta, Selasa 25 Juli 2017.
Selain memiliki kemampuan khusus, petugas di lapangan pun dibekali peralatan teknologi informasi yang mumpuni. Di mana alat atau sistem tersebut mampu memverifikasi latar belakang warga asing yang masuk.
Pada alat itu, tercantum track record setiap warga asing yang memiliki masalah atau pernah melakukan pelanggaran keimigrasian. Sehingga, mereka yang mencoba masuk ke Indonesia bisa terdeteksi.
"Itu namanya database cegah tangkal, jadi isinya orang-orang asing yang pernah berkunjung ke Indonesia, kemudian pernah melakukan pelanggaran keimigrasian datanya pasti di record sama kita, jadi ketika mereka datang lagi kita bisa mengantisipasi," ujar dia.
Lebih dari itu, alat ini juga ternyata terintegaradi dengan database milik Intepol. Pada alat itu, terdapat semua data seorang buron negara asing.
"Kita juga terintegrasi dengan databasenya interpol, isinya adalah orang-orang di dunia yang dicari interpol," tutur Agung.
Agung menegaskan, Imigrasi benar-benar serius melakukan pengawasan di pintu masuk Indonesia. Ditjen Imigrasi pun terus mengawasi aktivitas warga asing yang ada di tanah air.
"Nah jadi upaya imigrasi satu menjaga pintu gerbang dengan melakukan kegiatan tadi, mengawasi lalu lintas orang, kedua imigrasi melakukan pengawasan pada saat orang itu berada dan melakukan kegiatan di Indonesia," pungkas Agung.
medcom.id, Jakarta: Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mengklaim telah mengantisipasi masuknya narkotika melalui pintu masuk Indonesia. Bahkan untuk mencegah masuknya barang haram itu, Ditjen Imigrasi menyiapkan petugas dengan pendidikan khusus.
"Petugas imigrasi di lapangan terutama di pintu masuk baik darat, udara dan laut itu disiapkan dengan pendidikan khusus," kata Kabag dan Umum Ditjen Imigrasi Agung Sampurno saat dihubungi Metrotvnews.com, Jakarta, Selasa 25 Juli 2017.
Selain memiliki kemampuan khusus, petugas di lapangan pun dibekali peralatan teknologi informasi yang mumpuni. Di mana alat atau sistem tersebut mampu memverifikasi latar belakang warga asing yang masuk.
Pada alat itu, tercantum track record setiap warga asing yang memiliki masalah atau pernah melakukan pelanggaran keimigrasian. Sehingga, mereka yang mencoba masuk ke Indonesia bisa terdeteksi.
"Itu namanya database cegah tangkal, jadi isinya orang-orang asing yang pernah berkunjung ke Indonesia, kemudian pernah melakukan pelanggaran keimigrasian datanya pasti di record sama kita, jadi ketika mereka datang lagi kita bisa mengantisipasi," ujar dia.
Lebih dari itu, alat ini juga ternyata terintegaradi dengan database milik Intepol. Pada alat itu, terdapat semua data seorang buron negara asing.
"Kita juga terintegrasi dengan databasenya interpol, isinya adalah orang-orang di dunia yang dicari interpol," tutur Agung.
Agung menegaskan, Imigrasi benar-benar serius melakukan pengawasan di pintu masuk Indonesia. Ditjen Imigrasi pun terus mengawasi aktivitas warga asing yang ada di tanah air.
"Nah jadi upaya imigrasi satu menjaga pintu gerbang dengan melakukan kegiatan tadi, mengawasi lalu lintas orang, kedua imigrasi melakukan pengawasan pada saat orang itu berada dan melakukan kegiatan di Indonesia," pungkas Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)
