medcom.id, Jakarta: Badan Narkotika Nasional sempat mendapat perlawanan saat menggerebek kediaman Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi. Akibat perlawanan, alat yang digunakan untuk mengonsumsi narkoba tidak ditemukan.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan, pihaknya sampai melakukan tindakan tegas untuk masuk ke rumah Wazir.
"Kediamannya dijaga dengan ketat, diawasi, diamankan oleh oknum-oknum pengamanan yang dibentuk oleh yang bersangkutan," kata pria yang akrab disapa Buwas di Gedung BNN, Jakarta Timur, Senin (14/3/2016).
Selain itu, anggota BNN juga sempat melepaskan tembakan peringatan. Buwas menjelaskan, tindakan tegas itu perlu dilakukan untuk bisa masuk kedalam rumah Wazir.
"Kalau dapat perlawanan, kita kan dilengkapi senjata, kalau membahayakan nyawa anggota, saya izinkan anggota lakukan tindakan tegas. Karena dampaknya seperti ini, alat bukti hilang," lanjut Buwas.
Buwas menilai, Wazir telah bertindak arogan sebagai kepala daerah, karena berani memberikan perlawanan saat ditangkap. Buwas pun mengatakan, kalau tersangka memberi perlawanan, BNN bisa melibatkan TNI dan Polri saat menghadapi oknum-oknum seperti Wazir.
"Kita tidak gentar, tidak takut dengan oknum-oknum seperti itu. Kalau tidak, tindakan-tindakan seperti itu akan menular," jelas Buwas.
Minggu, 13 Maret 2016, BNN menangkap Wazir di kediamannya, Jalan Musyawarah III Kelurahan Karanganyar Gandus, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Wazir dan wakilnya, M. Pandji Ilyas, serta beberapa anggota DPRD Ogan Ilir positif narkoba. Belakangan, Pandji dilepas karena tidak terbukti memakai narkoba.
Nofiadi mendapatkan gelar sebagai Bupati termuda sebelum menjadi penyakitan. Ia juga belum genap dua bulan menduduki posisi bupati. Pria kelahiran 2 November 1988 itu sebelumnya menjadi anggota DPRD Ogan Ilir periode 2014-2019.
medcom.id, Jakarta: Badan Narkotika Nasional sempat mendapat perlawanan saat menggerebek kediaman Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi. Akibat perlawanan, alat yang digunakan untuk mengonsumsi narkoba tidak ditemukan.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan, pihaknya sampai melakukan tindakan tegas untuk masuk ke rumah Wazir.
"Kediamannya dijaga dengan ketat, diawasi, diamankan oleh oknum-oknum pengamanan yang dibentuk oleh yang bersangkutan," kata pria yang akrab disapa Buwas di Gedung BNN, Jakarta Timur, Senin (14/3/2016).
Selain itu, anggota BNN juga sempat melepaskan tembakan peringatan. Buwas menjelaskan, tindakan tegas itu perlu dilakukan untuk bisa masuk kedalam rumah Wazir.
"Kalau dapat perlawanan, kita kan dilengkapi senjata, kalau membahayakan nyawa anggota, saya izinkan anggota lakukan tindakan tegas. Karena dampaknya seperti ini, alat bukti hilang," lanjut Buwas.
Buwas menilai, Wazir telah bertindak arogan sebagai kepala daerah, karena berani memberikan perlawanan saat ditangkap. Buwas pun mengatakan, kalau tersangka memberi perlawanan, BNN bisa melibatkan TNI dan Polri saat menghadapi oknum-oknum seperti Wazir.
"Kita tidak gentar, tidak takut dengan oknum-oknum seperti itu. Kalau tidak, tindakan-tindakan seperti itu akan menular," jelas Buwas.
Minggu, 13 Maret 2016, BNN menangkap Wazir di kediamannya, Jalan Musyawarah III Kelurahan Karanganyar Gandus, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Wazir dan wakilnya, M. Pandji Ilyas, serta beberapa anggota DPRD Ogan Ilir positif narkoba. Belakangan, Pandji dilepas karena tidak terbukti memakai narkoba.
Nofiadi mendapatkan gelar sebagai Bupati termuda sebelum menjadi penyakitan. Ia juga belum genap dua bulan menduduki posisi bupati. Pria kelahiran 2 November 1988 itu sebelumnya menjadi anggota DPRD Ogan Ilir periode 2014-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
