Jakarta: Polresta Denpasar menangkap selebgram berinisial RR yang diduga melakukan aksi pornografi di media sosial. Pakar psikolog forensik Reza Indragiri Amriel mengapresiasi tindakan Polresta Denpasar yang menjerat tersangka dengan Undang-Undang (UU) Pornografi.
Polisi pada kasus serupa yang terjadi sebelumnya acapkali menjerat pelaku menggunakan pasal perdagangan orang, eksploitasi seksual, atau eksploitasi ekonomi. Pengenaan UU Pornografi, lanjut Reza, dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat terutama remaja.
“Semoga ini mengirim pesan tegas ke masyarakat untuk membedakan mana yang eksploitasi seksual dan mana juga komersialisasi layanan seksual. Terutama sekali bagi remaja,” jelas Reza dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Selasa, 21 September 2021.
Aksi pornografi di media sosial bisa sangat mengkhawatirkan. Menurut Reza, sang artis awalnya mungkin saja seorang diri. Namun, semakin lama mendatangkan keuntungan hingga akhirnya melibatkan lebih banyak orang.
Aksi pornografi di media sosial semestinya tidak dilakukan. Alasan kesulitan ekonomi tak bisa dijadikan alasan.
“Menaruh simpati bagi semua yang kesulitan ekonomi namun kita tidak pernah menaruh kompromi sama sekali terhadap perbuatan semacam ini,” kata Reza.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Polri, Kementerian Agama, dan pihak terkait seharusnya bersinergi memberikan edukasi literasi dunia maya. Ini guna menekan dan mencegah adanya aksi pornografi baik dari hilir maupun hulu. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Polresta Denpasar menangkap selebgram berinisial RR yang diduga melakukan aksi pornografi di media sosial. Pakar psikolog forensik Reza Indragiri Amriel mengapresiasi tindakan Polresta Denpasar yang menjerat tersangka dengan Undang-Undang (UU) Pornografi.
Polisi pada kasus serupa yang terjadi sebelumnya acapkali menjerat pelaku menggunakan pasal perdagangan orang, eksploitasi seksual, atau eksploitasi ekonomi. Pengenaan UU Pornografi, lanjut Reza, dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat terutama remaja.
“Semoga ini mengirim pesan tegas ke masyarakat untuk membedakan mana yang eksploitasi seksual dan mana juga komersialisasi layanan seksual. Terutama sekali bagi remaja,” jelas Reza dalam tayangan
Metro Siang di
Metro TV, Selasa, 21 September 2021.
Aksi pornografi di media sosial bisa sangat mengkhawatirkan. Menurut Reza, sang artis awalnya mungkin saja seorang diri. Namun, semakin lama mendatangkan keuntungan hingga akhirnya melibatkan lebih banyak orang.
Aksi pornografi di media sosial semestinya tidak dilakukan. Alasan kesulitan ekonomi tak bisa dijadikan alasan.
“Menaruh simpati bagi semua yang kesulitan ekonomi namun kita tidak pernah menaruh kompromi sama sekali terhadap perbuatan semacam ini,” kata Reza.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Polri, Kementerian Agama, dan pihak terkait seharusnya bersinergi memberikan edukasi literasi dunia maya. Ini guna menekan dan mencegah adanya aksi pornografi baik dari hilir maupun hulu.
(Widya Finola Ifani Putri) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)
