Satu Pelaku Mutilasi di Papua yang Kabur Masih Diburu

Jakarta: R, salah satu pelaku mutilasi empat warga yang diduga simpatisan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Timika, Papua, masih diburu. Dia kabur saat hendak ditangkap. "Untuk R masih dikejar," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal kepada Medcom.id, Kamis, 8 September 2022. Kamal mengaku telah melakukan berbagai upaya dalam pemburuan R. Salah satunya, memasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO). Namun, Kamal tak memerinci langkah apa saja yang dilakukan dalam pemburuan tersebut. Dia hanya memastikan upaya pencarian terus dilakukan.   Penyidik disebut juga tengah melengkapi berkas perkara tiga tersangka sipil sambil mencari tersangka R. Penyidik akan melimpahkan berkas perkara ke Kejaksaan bila telah rampung dan mengirimkan tersangka dan barang bukti jika berkas tersebut dinyatakan lengkap atau P-21 oleh jaksa penuntut umum (JPU). "Untuk kasus (tersangka) yang sipil tetap dilaksanakan sidang di Mimika dan yang TNI mereka yang rencanakan (tempat sidangnya)," ungkap Kamal. Sebanyak 10 orang ditetapkan tersangka dalam kasus mutilasi empat warga Papua. Enam di antaranya merupakan anggota TNI AD. Mereka ialah Mayor HF, Kapten DK, Praka PR, Pratu RAS, Pratu PC, Pratu R. Sisanya, empat warga sipil berinisial APL alias Jeck, DU, R, dan RMH. Sidang enam prajurit akan dilaksanakan di Mahmil Makassar, Sulawesi Selatan, dan Mahmil Jayapura, Papua. Sidang di dua tempat karena dibagi berdasarkan pangkat, mayor sidangnya dilaksanakan di Makassar, sedangkan kapten dan empat anggota lainnya di Jayapura. Kasus enam prajurit ini ditangani polisi militer (POM). Kasus mutilasi yang dilakukan 10 tersangka terhadap empat korban dilakukan pada Senin, 22 Agustus 2022. Tubuh korban dimasukkan ke dalam enam karung. Empat karung berisi bagian tubuh masing-masing korban, satu karung berisi kepala, dan satu karung berisi kaki. Enam karung itu ditenggelamkan di sungai kampung Pigapu, Timika. Empat korban mutilasi yaitu Irian Nirigi, Leman Nirigi, Arnold Lokbere, dan seorang korban yang identitasnya belum diketahui.