medcom.id, Jakarta: Polisi memastikan 12 warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat aktivitas terorisme di Filipina sudah pulang ke Tanah Air. Enam di antaranya kembali akibat dideportasi.
"Yang memang kembali ke Indonesia (bukan deportasi) ada enam orang," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Komplek Mabes Polri, Jumat 2 Juni 2017.
Setyo menyebut, tidak bisa mempidanakan para WNI yang pulang itu. Pasalnya, locus delicti alias lokasi tindakan pelanggaran mereka bukan di Tanah Air.
"Tidak ada pelanggaran mereka di sini. Pelanggaran mereka di luar negeri," ungkap Setyo.
Polri, kata dia, hanya bisa memantau aktivitas WNI terduga teroris dari Filipina ini. Polisi juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk melakukan deradikalisasi.
"Itulah lemahnya Undang-Undang Terorisme kita. Tidak bisa (diproses hukum) kalau belum ada kejadian," ujar Wasisto.
Baca: 22 WNI Terduga Teroris Masih di Filipina
Setyo mengatakan, saat ini total ada 38 WNI yang diduga terlibat aktivitas terorisme di Filipina. Selain 12 orang yang sudah kembali, sebanyak empat di antaranya tewas. Sisanya, 22 orang, disinyalir masih ada di Filipina.
Sebelumnya, tujuh WNI dinyatakan sebagai buron oleh kepolisian Filipina terkait aksi terorisme. Mereka, yakni Ikhwan Yushel, 26, berangkat 28 Maret; Yayat Hidayat Tarli, 31, berangkat ke Filipina pada April; Anggara Suprayogi, 33, berangkat pada April; Yoki Pratama Windyarto, 21, berangkat Maret; Moch Jaelani Firdaus, 26, berangkat 7 Maret; Muhamad Gufron, 24, berangkat pada Maret; dan Muhammad Ilham Syahputra.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/5b2jeGdb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Polisi memastikan 12 warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat aktivitas terorisme di Filipina sudah pulang ke Tanah Air. Enam di antaranya kembali akibat dideportasi.
"Yang memang kembali ke Indonesia (bukan deportasi) ada enam orang," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Komplek Mabes Polri, Jumat 2 Juni 2017.
Setyo menyebut, tidak bisa mempidanakan para WNI yang pulang itu. Pasalnya,
locus delicti alias lokasi tindakan pelanggaran mereka bukan di Tanah Air.
"Tidak ada pelanggaran mereka di sini. Pelanggaran mereka di luar negeri," ungkap Setyo.
Polri, kata dia, hanya bisa memantau aktivitas WNI terduga teroris dari Filipina ini. Polisi juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk melakukan deradikalisasi.
"Itulah lemahnya Undang-Undang Terorisme kita. Tidak bisa (diproses hukum) kalau belum ada kejadian," ujar Wasisto.
Baca: 22 WNI Terduga Teroris Masih di Filipina
Setyo mengatakan, saat ini total ada 38 WNI yang diduga terlibat aktivitas terorisme di Filipina. Selain 12 orang yang sudah kembali, sebanyak empat di antaranya tewas. Sisanya, 22 orang, disinyalir masih ada di Filipina.
Sebelumnya, tujuh WNI dinyatakan sebagai buron oleh kepolisian Filipina terkait aksi terorisme. Mereka, yakni Ikhwan Yushel, 26, berangkat 28 Maret; Yayat Hidayat Tarli, 31, berangkat ke Filipina pada April; Anggara Suprayogi, 33, berangkat pada April; Yoki Pratama Windyarto, 21, berangkat Maret; Moch Jaelani Firdaus, 26, berangkat 7 Maret; Muhamad Gufron, 24, berangkat pada Maret; dan Muhammad Ilham Syahputra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)
