medcom.id, Jakarta: Kabid Humas Polda Metro Jaya M Iqbal mengatakan polisi mendapatkan informasi signifikan dari pemeriksaan tiga pejabat dan seorang staf tata usaha Kementerian Perindustrian. Dari pemeriksaan itu, dugaan adanya suap dan gratifikasi dalam proses dwelling time atau bongkar muat peti kemas bertambah kuat.
"Empat saksi yang sudah kita periksa sangat kooperatif," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohamad Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2015).
Diketahui, usai menggeledah kantor Kemenperin, Senin 10 Agustus, penyidik turut mengamankan dua orang yang diminta keterangan sebagai saksi. Mereka berinisial W, Kepala Sub Direktorat Kimia Dasar dan P, staf Tata Usaha.
Keesokan harinya, pada Selasa 11 Agustus Mapolda Metro Jaya juga memeriksa dua saksi dari Kemenperin yakni K dan S. "K dan S pejabat di Kementerian Perindustrian juga," jelas Iqbal.
Dari hasil penggeledahan dan pemeriksaan empat saksi tersebut, Iqbal mengungkap, Tim Satgas mendapat cukup banyak informasi yang signifikan terkait proses penyidikan kasus dwelling time. Pemeriksaan itu memperkuat adanya dugaan gratifikasi dan suap dalam arus bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Semua alat bukti yang sudah dikantongi tim akan didalami dan dianalisa. Sehingga proses kasus ini terus berkembang," tegasnya.
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya telah menyatakan lima tersangka dalam kasus ini. Mereka berasal dari Kementrian Perdagangan dan importir. Sementara itu, total sebanyak 25 saksi telah diperiksa penyidik. Dengan rincian 15 saksi dari Kementerian Perdagangan, empat saksi dari Kementerian Perindustrian dan sisanya berasal dari luar.
medcom.id, Jakarta: Kabid Humas Polda Metro Jaya M Iqbal mengatakan polisi mendapatkan informasi signifikan dari pemeriksaan tiga pejabat dan seorang staf tata usaha Kementerian Perindustrian. Dari pemeriksaan itu, dugaan adanya suap dan gratifikasi dalam proses
dwelling time atau bongkar muat peti kemas bertambah kuat.
"Empat saksi yang sudah kita periksa sangat kooperatif," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohamad Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2015).
Diketahui, usai menggeledah kantor Kemenperin, Senin 10 Agustus, penyidik turut mengamankan dua orang yang diminta keterangan sebagai saksi. Mereka berinisial W, Kepala Sub Direktorat Kimia Dasar dan P, staf Tata Usaha.
Keesokan harinya, pada Selasa 11 Agustus Mapolda Metro Jaya juga memeriksa dua saksi dari Kemenperin yakni K dan S. "K dan S pejabat di Kementerian Perindustrian juga," jelas Iqbal.
Dari hasil penggeledahan dan pemeriksaan empat saksi tersebut, Iqbal mengungkap, Tim Satgas mendapat cukup banyak informasi yang signifikan terkait proses penyidikan kasus dwelling time. Pemeriksaan itu memperkuat adanya dugaan gratifikasi dan suap dalam arus bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Semua alat bukti yang sudah dikantongi tim akan didalami dan dianalisa. Sehingga proses kasus ini terus berkembang," tegasnya.
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya telah menyatakan lima tersangka dalam kasus ini. Mereka berasal dari Kementrian Perdagangan dan importir. Sementara itu, total sebanyak 25 saksi telah diperiksa penyidik. Dengan rincian 15 saksi dari Kementerian Perdagangan, empat saksi dari Kementerian Perindustrian dan sisanya berasal dari luar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)
