medcom.id, Jakarta: Kelompok teroris Santoso terus diburu tim operasi Tinombala. Penanggung Jawab Kegiatan Operasi (PJKO) Tinombala, Brigjen Rudy Suhfriadi, mengungkapkan, pihaknya sudah memiliki teknik khusus untuk menumpas kelompok teroris Santoso.
"Kita pun menggunakan taktik gerilya antigerilya," ujar Rudy di lingkungan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/5/2016).
Kapolda Sulawesi Tengah itu mengakui, kesulitan mencari buronan kelompok Santoso lantaran medan yang berat.
"Kita melihat medannya. Selain itu dalam gerilya, semakin besar kelompok semakin mudah didapat. Tapi semakin kecil, akan semakin susah dicarinya," kata dia.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (17/5). Kedua teroris itu masing-masing bernama Firman alias Aco alias Ikrima dan Yazid alias Taufik yang masuk dalam DPO dan merupakan anggota kelompok Santoso. Foto: Antara/Basri Marzuki
Jenderal bintang satu itu mengatakan, pihaknya tak hanya menggunakan satu taktik. Berbagai taktik yang terus berubah-ubah sesuai dengan perkembangan di lapangan.
"Kita terus sama-sama cari dengan teknik yang kita ubah terus," papar dia.
Selama Operasi Tinombala, pihaknya sudah menangkap 15 teroris. Sementara, 22 orang lainnya masih buron.
"Selama Operasi Tinombala sudah 15 yang tertangkap. Masalah luasnya medan, itu kesulitannya," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Kelompok teroris Santoso terus diburu tim operasi Tinombala. Penanggung Jawab Kegiatan Operasi (PJKO) Tinombala, Brigjen Rudy Suhfriadi, mengungkapkan, pihaknya sudah memiliki teknik khusus untuk menumpas kelompok teroris Santoso.
"Kita pun menggunakan taktik gerilya antigerilya," ujar Rudy di lingkungan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/5/2016).
Kapolda Sulawesi Tengah itu mengakui, kesulitan mencari buronan kelompok Santoso lantaran medan yang berat.
"Kita melihat medannya. Selain itu dalam gerilya, semakin besar kelompok semakin mudah didapat. Tapi semakin kecil, akan semakin susah dicarinya," kata dia.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (17/5). Kedua teroris itu masing-masing bernama Firman alias Aco alias Ikrima dan Yazid alias Taufik yang masuk dalam DPO dan merupakan anggota kelompok Santoso. Foto: Antara/Basri Marzuki
Jenderal bintang satu itu mengatakan, pihaknya tak hanya menggunakan satu taktik. Berbagai taktik yang terus berubah-ubah sesuai dengan perkembangan di lapangan.
"Kita terus sama-sama cari dengan teknik yang kita ubah terus," papar dia.
Selama Operasi Tinombala, pihaknya sudah menangkap 15 teroris. Sementara, 22 orang lainnya masih buron.
"Selama Operasi Tinombala sudah 15 yang tertangkap. Masalah luasnya medan, itu kesulitannya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
