medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Biak Numfor, Turbey Onimus menjadi saksi untuk Bupati Biak Numfor, Yesaya Sombuk. Ia pun menyebut pengusaha Teddy Renyut, yang didakwa menyuap Yesaya, akan mengawal pembangunan rekonstruksi talud abrasi pantai di Biak.
"Akhir Mei 2014 Beliau (Teddy) telepon saya bahwa akan ada proyek talud nilainya kurang lebih Rp20 miliar. Saya bilang kami sudah usulkan secara normatif. Dia bilang akan kawal," ujar Turbey saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2014).
Turbey pun hanya mengucapkan terima kasih atas ucapan Teddy yang mengaku bisa mengawal proyek itu. Turbey tidak tahu bagaimana cara Teddy akan mengawal proyek yang diajukan ke Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) itu. Terlebih, Teddy merupakan pihak swasta di luar pemerintah.
Ia menjelaskan, usulan proyek talud laut diajukan pada April 2014. Proposal pun direstui oleh Bupati Biak Numfor, Yesaya dan kemudian diantarkannya ke Kementerian PDT. Proses pengajuan proyek di Kementerian PDT, diakuinya, telah dilakukan sesuai mekanisme yang berlaku.
Seperti diketahui, Bupati Biak Numfor Yesaya didakwa menerima suap sebesar 100 ribu dolar Singapura dari Teddy Renyut yang acap mengerjakan proyek di Kementerian PDT. Duit tersebut diduga sebagai pelicin agar Teddy mendapat proyek pembangunan rekonstruksi talud abrasi pantai di Biak.
Yesaya pernah bertemu dengan Teddy di Hotel Amaris, Jakarta Barat, medio April 2014. Mereka membahas proyek pembangunan talud abrasi pantai. Belakangan Yesaya mengajukan proposal pembangunan talud kepada Menteri PDT.
Yesaya dijerat dakwaan primer Pasal 12 huruf a UU RI Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana.
medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Biak Numfor, Turbey Onimus menjadi saksi untuk Bupati Biak Numfor, Yesaya Sombuk. Ia pun menyebut pengusaha Teddy Renyut, yang didakwa menyuap Yesaya, akan mengawal pembangunan rekonstruksi talud abrasi pantai di Biak.
"Akhir Mei 2014 Beliau (Teddy) telepon saya bahwa akan ada proyek talud nilainya kurang lebih Rp20 miliar. Saya bilang kami sudah usulkan secara normatif. Dia bilang akan kawal," ujar Turbey saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2014).
Turbey pun hanya mengucapkan terima kasih atas ucapan Teddy yang mengaku bisa mengawal proyek itu. Turbey tidak tahu bagaimana cara Teddy akan mengawal proyek yang diajukan ke Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) itu. Terlebih, Teddy merupakan pihak swasta di luar pemerintah.
Ia menjelaskan, usulan proyek talud laut diajukan pada April 2014. Proposal pun direstui oleh Bupati Biak Numfor, Yesaya dan kemudian diantarkannya ke Kementerian PDT. Proses pengajuan proyek di Kementerian PDT, diakuinya, telah dilakukan sesuai mekanisme yang berlaku.
Seperti diketahui, Bupati Biak Numfor Yesaya didakwa menerima suap sebesar 100 ribu dolar Singapura dari Teddy Renyut yang acap mengerjakan proyek di Kementerian PDT. Duit tersebut diduga sebagai pelicin agar Teddy mendapat proyek pembangunan rekonstruksi talud abrasi pantai di Biak.
Yesaya pernah bertemu dengan Teddy di Hotel Amaris, Jakarta Barat, medio April 2014. Mereka membahas proyek pembangunan talud abrasi pantai. Belakangan Yesaya mengajukan proposal pembangunan talud kepada Menteri PDT.
Yesaya dijerat dakwaan primer Pasal 12 huruf a UU RI Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LOV)
