medcom.id, Jakarta: Terdakwa penghalang penyidikan dan pemberian uang suap kepada mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin, Kwee Cahayadi Kumala alias Swie Teng mengaku menderita sejumlah penyakit selama ditahan. Agar penyakitnya tidak semakin parah, dia meminta dipindahkan dari Rumah Tahanan KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Melalui kuasa hukumnya, Komisaris Utama PT Bukit Jonggol Asri itu memohon pada majelis hakim agar kliennya diizinkan pindah dari Rutan KPK ke Rutan Salemba.
"Terdakwa memiliki penyakit jantung, depresi dan insomnia. Kami mohon yang mulia mengajukan pindah, sebelumnya di Rutan KPK ke Rutan Salemba," kata kuasa hukum Swie Teng, Bambang Hartanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Adapun permintaan pindahnya itu kata Bambang karena di Rutan KPK tidak cukup memberikan ruang udara. Apalagi, kata dia, Rutan KPK sudah penuh dengan tahanan korupsi.
"Memang ada kesempatan olahraga tiga kali seminggu, 1,5 jam. Tapi, kalau cuaca tidak baik, tidak bisa," pungkas dia.
Hakim Ketua Sutiyo Jumadi mengatakan, meski ada kewenangan majelis untuk menentukan hal tersebut, namun permintaan itu juga harus kembali lagi pada Jaksa Penuntut Umum pada KPK. Menanggapi hal itu, Jaksa KPK mengembalikan seluruhnya pada majelis hakim.
"Nanti kami musyawarahkan dulu, kalau sangat beralasan mengingat kesehatan dan usia terdakwa," pungkas dia.
Sebelumnya, Kwee Cahyadi Kumala didakwa melakukan penghalangan penyidikan dengan menyuruh anak buahnya untuk memberikan kesaksian yang tidak sebenarnya terkait pemberian uang pada Rachmat Yasin. Dia juga didakwa memberikan uang Rp5 miliar pada Yasin untuk membantu dikeluarkannya surat rekomendasi tukar menukar kawasan hutan yang dimohonkan PT BJA miliknya.
medcom.id, Jakarta: Terdakwa penghalang penyidikan dan pemberian uang suap kepada mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin, Kwee Cahayadi Kumala alias Swie Teng mengaku menderita sejumlah penyakit selama ditahan. Agar penyakitnya tidak semakin parah, dia meminta dipindahkan dari Rumah Tahanan KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Melalui kuasa hukumnya, Komisaris Utama PT Bukit Jonggol Asri itu memohon pada majelis hakim agar kliennya diizinkan pindah dari Rutan KPK ke Rutan Salemba.
"Terdakwa memiliki penyakit jantung, depresi dan insomnia. Kami mohon yang mulia mengajukan pindah, sebelumnya di Rutan KPK ke Rutan Salemba," kata kuasa hukum Swie Teng, Bambang Hartanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Adapun permintaan pindahnya itu kata Bambang karena di Rutan KPK tidak cukup memberikan ruang udara. Apalagi, kata dia, Rutan KPK sudah penuh dengan tahanan korupsi.
"Memang ada kesempatan olahraga tiga kali seminggu, 1,5 jam. Tapi, kalau cuaca tidak baik, tidak bisa," pungkas dia.
Hakim Ketua Sutiyo Jumadi mengatakan, meski ada kewenangan majelis untuk menentukan hal tersebut, namun permintaan itu juga harus kembali lagi pada Jaksa Penuntut Umum pada KPK. Menanggapi hal itu, Jaksa KPK mengembalikan seluruhnya pada majelis hakim.
"Nanti kami musyawarahkan dulu, kalau sangat beralasan mengingat kesehatan dan usia terdakwa," pungkas dia.
Sebelumnya, Kwee Cahyadi Kumala didakwa melakukan penghalangan penyidikan dengan menyuruh anak buahnya untuk memberikan kesaksian yang tidak sebenarnya terkait pemberian uang pada Rachmat Yasin. Dia juga didakwa memberikan uang Rp5 miliar pada Yasin untuk membantu dikeluarkannya surat rekomendasi tukar menukar kawasan hutan yang dimohonkan PT BJA miliknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LOV)
