Jakarta. Budi Mulya mengaku lalai telah meminjam uang Rp 1 miliar kepada pemilik Bank century Robert Tantular. Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia mengaku pada saat itu tengah butuh uang dalam jumlah besar untuk urusan pribadi.
"Saya sangat sesalkan karena kealpaan dan kelalaian hal ini bisa terjadi. Saya menerima pinjaman Robert Tantular untuk kepentingan pribadi" ujar Budi Mulya saat menjadi saksi dalam pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Sebagai pejabat negara ia mengaku salah mencari pendapatan diluar gaji dan fasilitas yang ada. Namun katanya itu semua dilakukan sebab ada temannya yang menawarkan investasi.
Hal itu bermula kala seorang temannya datang dan mengajak investasi, karena dana terbatas sementara banyak hal yang dilakukan, akhirnya Budi menemui Robert untuk mengajak berinvestasi. Namun, Robert menolak.
Akhirnya keduanya sepakat untuk memberikan pinjaman jangka pendek sebesar Rp 1 miliar, uang itu kemudian diserahkan Robert lewat gilyet biro, tapi bukannya di transfer ke temannya, justru uang dimasukkan dulu ke rekening Budi Mulya.
Hal itu sendiri tidak dapat diterima, sebab menurut jaksa penuntut umum dalam peraturan Bank Indonesia tertulis jelas seorang pegawai Bank Indonedia tak boleh menerima apapun, termasuk pinjaman apalagi dipinjam dari bankers. Terkait hal itu lagi-lagi Budi mengaku bersalah.
Uang pinjaman sudah Budi kembalikan kepada Robert. Ada pun dalam surat dakwaan disebutkan Bank Century mendapatkan kucuran dana fasilitas pendanaan jangka pendek sebesar Rp 698 miliar, tak hanya itu, usai ditetapkan sebagai bank berdampak sistemik, Century kembali mendapatkan dana hingga Rp 6.7 triliun.
Dalam pemulusannya diduga, Budi Mulya mendapatkan Rp 1 miliar, agar mau menyetujui pemberian FPJP dan menetapkan bank gagal berdampak sistemik buat Bank Century.
Jakarta. Budi Mulya mengaku lalai telah meminjam uang Rp 1 miliar kepada pemilik Bank century Robert Tantular. Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia mengaku pada saat itu tengah butuh uang dalam jumlah besar untuk urusan pribadi.
"Saya sangat sesalkan karena kealpaan dan kelalaian hal ini bisa terjadi. Saya menerima pinjaman Robert Tantular untuk kepentingan pribadi" ujar Budi Mulya saat menjadi saksi dalam pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Sebagai pejabat negara ia mengaku salah mencari pendapatan diluar gaji dan fasilitas yang ada. Namun katanya itu semua dilakukan sebab ada temannya yang menawarkan investasi.
Hal itu bermula kala seorang temannya datang dan mengajak investasi, karena dana terbatas sementara banyak hal yang dilakukan, akhirnya Budi menemui Robert untuk mengajak berinvestasi. Namun, Robert menolak.
Akhirnya keduanya sepakat untuk memberikan pinjaman jangka pendek sebesar Rp 1 miliar, uang itu kemudian diserahkan Robert lewat gilyet biro, tapi bukannya di transfer ke temannya, justru uang dimasukkan dulu ke rekening Budi Mulya.
Hal itu sendiri tidak dapat diterima, sebab menurut jaksa penuntut umum dalam peraturan Bank Indonesia tertulis jelas seorang pegawai Bank Indonedia tak boleh menerima apapun, termasuk pinjaman apalagi dipinjam dari bankers. Terkait hal itu lagi-lagi Budi mengaku bersalah.
Uang pinjaman sudah Budi kembalikan kepada Robert. Ada pun dalam surat dakwaan disebutkan Bank Century mendapatkan kucuran dana fasilitas pendanaan jangka pendek sebesar Rp 698 miliar, tak hanya itu, usai ditetapkan sebagai bank berdampak sistemik, Century kembali mendapatkan dana hingga Rp 6.7 triliun.
Dalam pemulusannya diduga, Budi Mulya mendapatkan Rp 1 miliar, agar mau menyetujui pemberian FPJP dan menetapkan bank gagal berdampak sistemik buat Bank Century.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)
