medcom.id, Jakarta: Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri akan memeriksa kembali Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Widjojanto, terkait kasus keterangan palsu yang menjadikannya duduk sebagai tersangka. Namun, soal kemungkinan ditahannya pria yang akrab disapa BW itu, Polri menyerahkannya kepada penyidik.
"Itu pertimbangan penyidik. Saya tidak bisa mengatakan ditahan atau tidak," kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Irjen Budi Waseso, seusai Deklarasi Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna Narkoba di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (31/1/2015).
Budi memastikan segera memanggil BW sebagai tersangka untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. "Ya. Itu aturannya begitu," imbuh Budi.
Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, Budi belum bisa memastikan kapan akan memeriksa Bambang.
Pada kesempatan yang sama, Budi juga mempersilakan Bambang untuk mengajukan gugatan praperadilan jika memang dibutuhkan. Hal ini merupakan hak Bambang sebagai warga negara, apabila merasa dirugikan dalam penetapannya sebagai tersangka.
"Boleh-boleh saja (praperadilan). Dalam UU itu kan hak-hak tiap warga negara yang merasa dirugikan itu boleh melalui jalur hukum. Seperti kalau ada proses penangkapan yang dimungkinkan ada pelanggaran, silakan diuji dalam praperadilan itu nanti," ujar Budi.
Sebelumnya, Bambang ditangkap Bareskrim, Jumat 23 Januari 2015, sekitar pukul 07.30 WIB usai mengantar anaknya sekolah di wilayah Depok, Jawa Barat. Dia lantas dibawa ke Gedung Bareskrim di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, untuk diperiksa sebagai tersangka.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny Franky Sompie mengatakan BW jadi tersangka karena menyuruh saksi memberikan keterangan palsu dalam sidang di pengadilan Mahkamah Konstitusi untuk sengketa Pilkada Kotawaringin Barat.
medcom.id, Jakarta: Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri akan memeriksa kembali Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Widjojanto, terkait kasus keterangan palsu yang menjadikannya duduk sebagai tersangka. Namun, soal kemungkinan ditahannya pria yang akrab disapa BW itu, Polri menyerahkannya kepada penyidik.
"Itu pertimbangan penyidik. Saya tidak bisa mengatakan ditahan atau tidak," kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Irjen Budi Waseso, seusai Deklarasi Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna Narkoba di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (31/1/2015).
Budi memastikan segera memanggil BW sebagai tersangka untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. "Ya. Itu aturannya begitu," imbuh Budi.
Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, Budi belum bisa memastikan kapan akan memeriksa Bambang.
Pada kesempatan yang sama, Budi juga mempersilakan Bambang untuk mengajukan gugatan praperadilan jika memang dibutuhkan. Hal ini merupakan hak Bambang sebagai warga negara, apabila merasa dirugikan dalam penetapannya sebagai tersangka.
"Boleh-boleh saja (praperadilan). Dalam UU itu kan hak-hak tiap warga negara yang merasa dirugikan itu boleh melalui jalur hukum. Seperti kalau ada proses penangkapan yang dimungkinkan ada pelanggaran, silakan diuji dalam praperadilan itu nanti," ujar Budi.
Sebelumnya, Bambang ditangkap Bareskrim, Jumat 23 Januari 2015, sekitar pukul 07.30 WIB usai mengantar anaknya sekolah di wilayah Depok, Jawa Barat. Dia lantas dibawa ke Gedung Bareskrim di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, untuk diperiksa sebagai tersangka.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny Franky Sompie mengatakan BW jadi tersangka karena menyuruh saksi memberikan keterangan palsu dalam sidang di pengadilan Mahkamah Konstitusi untuk sengketa Pilkada Kotawaringin Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(BOB)
