Jakarta: Dedek Saputra Chaniago dan Adhitya Rahman, mahasiswa Indonesia, kedapatan membobol kartu kredit milik warga Australia. Aksi itu menyebabkan keduanya harus berurusan dengan Bareskrim Mabes Polri.
Awal kasus ini bermula dari surat Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney. KJRI menyampaikan bila polisi Queensland menemukan pembelian barang secara daring memakai kartu kredit warga Australia oleh orang Indonesia.
Polri langsung bergerak cepat menangani perkara ini sehingga langsung menemukan dua pelaku. Pelaku bisa beraksi dengan berbekal kemampuan yang telah dipelajarinya selama ini.
"Ini mereka gunakan modus kejahatan lintas negara (dalam membobol kartu kredit warga Australia)," kata Direktur Tindak Pidana Siber Mabes Polri Bridjen Albertus Rahmat Wibowo di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018.
Menurut dia, pelaku telah menjalankan aksinya selama dua tahun. Setidaknya, mereka berhasil mendapatkan data dari 4 ribu kartu kredit. "Tapi, hanya sembilan yang dibelanjakan lebih dari satu kali dan milik satu orang," sebut dia.
Akibat kejadian itu, bank pemberi kartu kredit mengalami kerugian USD20 ribu. Polisi pun menangkap dua pelaku di tempat berbeda.
Adhitya diringkus di Asrama Mahasiswa Benuo Taka Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sementara itu, Dedek ditangkap di Kelurahan Lingkar Selatan, Bandung, Jawa Barat.
"Dua pelaku kami hukum pidana enam tahun penjara," jelas Albertus.
Saat penangkapan, polisi mengamakan beberapa barang bukti dari tangan para pelaku. "Buktinya, laptop, handphone (HP), buku rekening dan barang yang dibeli secara online lewat kartu kredit," ungkap Albertus.
Jakarta: Dedek Saputra Chaniago dan Adhitya Rahman, mahasiswa Indonesia, kedapatan membobol kartu kredit milik warga Australia. Aksi itu menyebabkan keduanya harus berurusan dengan Bareskrim Mabes Polri.
Awal kasus ini bermula dari surat Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney. KJRI menyampaikan bila polisi Queensland menemukan pembelian barang secara daring memakai kartu kredit warga Australia oleh orang Indonesia.
Polri langsung bergerak cepat menangani perkara ini sehingga langsung menemukan dua pelaku. Pelaku bisa beraksi dengan berbekal kemampuan yang telah dipelajarinya selama ini.
"Ini mereka gunakan modus kejahatan lintas negara (dalam membobol kartu kredit warga Australia)," kata Direktur Tindak Pidana Siber Mabes Polri Bridjen Albertus Rahmat Wibowo di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018.
Menurut dia, pelaku telah menjalankan aksinya selama dua tahun. Setidaknya, mereka berhasil mendapatkan data dari 4 ribu kartu kredit. "Tapi, hanya sembilan yang dibelanjakan lebih dari satu kali dan milik satu orang," sebut dia.
Akibat kejadian itu, bank pemberi kartu kredit mengalami kerugian USD20 ribu. Polisi pun menangkap dua pelaku di tempat berbeda.
Adhitya diringkus di Asrama Mahasiswa Benuo Taka Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sementara itu, Dedek ditangkap di Kelurahan Lingkar Selatan, Bandung, Jawa Barat.
"Dua pelaku kami hukum pidana enam tahun penjara," jelas Albertus.
Saat penangkapan, polisi mengamakan beberapa barang bukti dari tangan para pelaku. "Buktinya, laptop,
handphone (HP), buku rekening dan barang yang dibeli secara
online lewat kartu kredit," ungkap Albertus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)
