Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran mengatakan kejahatan jalanan tidak pernah hilang, bahkan justru semakin variatif. Menurut dia, masalah tak akan kunjung selesai bila menggunakan pendekatan penegakan hukum.
"Inilah mengapa di era pemolisian modern, pendekatan yang perlu dikedepankan ialah pencegahan" kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 18 November 2022.
Fadil mengatakan kelebihan mengedepankan pendekatan pencegahan ialah mampu menganalisis akar permasalahan, berorientasi pada kerja sama dengan stakeholder serta melakukan pre-emptive strike. Karena, kata dia, meski hidup di era digital, tidak semua masalah dapat diselesaikan hanya dengan digitalisasi.
"Digital bukan jalan pintas, namun sarana untuk mempermudah kita mencapai sebuah tujuan tanpa melupakan interaksi. Untuk itu dibutuhkan tailor made solution dan problem oriented policing, mengingat Jakarta is a big kampung," ujar jenderal bintang dua itu.
Baca: Polda Jabar Intensifkan Patroli di Wilayah Rawan Begal |
Menurut mantan Kapolda Jawa Timur itu program "Ada Polisi" adalah inovasi Polda Metro untuk menerapkan pemolisian modern yang berorientasi pada pencegahan. Khususnya penanganan kejahatan jalanan di wilayah hukum Polda Metro Jaya, dengan teknologi digital disertai aksi nyata menyambangi warga satu per satu.
"Program ini merupakan bentuk nyata keseriusan saya untuk mendukung, memperkuat, dan terus mengedepankan fungsi pembinaan masyarakat (Binmas), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkantibmas) sebagai ujung tombak," ungkap lulusan Akpol 1991 itu
Ketua Pokja Aplikasi "Ada Polisi" Iver Mannosoh menerangkan membongkar suatu kejahatan adalah sebuah kebanggaan. Namun, mencegah masyarakat menjadi korban kejahatan adalah suatu kemuliaan.
Maka itu, kata Fadil, aplikasi "Ada Polisi" hadir menjadi salah satu alat untuk melakukan pencegahan, dengan membangun sistem big data dari tindakan kriminal yang sudah terjadi maupun yang berpotensi terjadi. Dengan begitu, polisi mudah mengidentifikasi akar masalah, menganalisis karakteristik, dan pola kejahatan baik tempat, waktu, sarana, alat kekerasan termasuk penggunaan narkoba dan minuman keras oleh pelaku.
"Semua akan menjadi informasi penting bagi Polri maupun stakeholder terkait, dalam menciptakan ekosistem yang membuat kejahatan jalanan sulit terjadi," ujar Iver.
Baca: Berulah Lagi, Gerombolan Pesilat Hajar Pengunjung Warkop hingga Rampas HP |
Dia menyadari penegakan hukum hanya salah satu opsi dari banyak pendekatan yang mungkin lebih sesuai dengan masalah-masalah kompleks yang menjadi penyebab terjadinya tindakan kriminal. Dia berharap dengan "Ada Polisi", pihaknya dapat menjalankan pendekatan berlapis untuk menentukan tindak lanjut dari setiap masalah.
"Melalui Program Ada Polisi, Polda Metro Jaya siap menghadirkan sosok Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat untuk bergerak bersama elemen tiga pilar, yakni menciptakan Jakarta yang aman, nyaman, dan sejuk," papar Iver.
Kegiatan peluncuran aplikasi "Ada Polisi" berlangsung di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya. Peluncuran ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama stakeholders di wilayah hukum Polda Metro Jaya dalam penguatan kolaborasi untuk pencegahan kejahatan jalanan.
Pihak yang ikut meneken komitmen itu ialah Kapolda Metro, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Pangdam Jaya Mayjen Untung Budiharto, Aster Kasdam Jaya, Ka Satpol PP DKI Jakarta, Dirbinmas Polda Metro, Ka Dinas (Kadis) Dinsos DKI Jakarta, Ka Dinas (Kadis) Pendidikan DKI Jakarta, Ka Kanwil Kemenag DKI Jakarta; Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI), dan Ka Bapas Kelas I Wilayah Jakarta Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
