Jakarta: Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jasman Panjaitan membantah tudingan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebutnya pernah menerima uang dari terdakwa pembakaran hutan, D.L Sitorus.
"Saya terima kasih kepada ICW, karena melansir berita itu. Tidak benar itu," kata Jasman dalam uji publik seleksi capim KPK di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Mantan jaksa itu pernah diperiksa Kejaksaan pada 2006. D.L Sitorus mengaku diperas Jasman sebesar Rp84,6 miliar saat mengajukan penangguhan penahanan. Jasman menjelaskan duduk perkara masalah itu.
Jasman membantah memeras D.L Sitorus. Uang sebesar Rp84,6 miliar itu merupakan tawaran dari mantan pengacara D.L Sitorus, Dumoli Siahaan. Tapi, penawaran itu bukan suap.
Jasman menjelaskan, jumlah itu berasal dari penghitungan 47 ribu hektare lahan yang dikuasai D.L Sitorus. Saat itu, harga per hektare lahan Rp1,8 juta. Uang sebanyak Rp84,6 miliar akan dibayarkan sebagai ganti rugi kepada negara.
"Dia coba kembalikan kerugian negara, bertanya ke Menteri Kehutanan (saat itu) MS Kaban. Dihitung Rp1,8 juta per hektare, kawasan hutan 47 ribu, itu dikalikan hasilnya Rp84,6 miliar. Itu ditawarkan mereka," papar dia.
Jakarta: Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jasman Panjaitan membantah tudingan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebutnya pernah menerima uang dari terdakwa pembakaran hutan, D.L Sitorus.
"Saya terima kasih kepada ICW, karena melansir berita itu. Tidak benar itu," kata Jasman dalam uji publik seleksi capim KPK di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Mantan jaksa itu pernah diperiksa Kejaksaan pada 2006. D.L Sitorus mengaku diperas Jasman sebesar Rp84,6 miliar saat mengajukan penangguhan penahanan. Jasman menjelaskan duduk perkara masalah itu.
Jasman membantah memeras D.L Sitorus. Uang sebesar Rp84,6 miliar itu merupakan tawaran dari mantan pengacara D.L Sitorus, Dumoli Siahaan. Tapi, penawaran itu bukan suap.
Jasman menjelaskan, jumlah itu berasal dari penghitungan 47 ribu hektare lahan yang dikuasai D.L Sitorus. Saat itu, harga per hektare lahan Rp1,8 juta. Uang sebanyak Rp84,6 miliar akan dibayarkan sebagai ganti rugi kepada negara.
"Dia coba kembalikan kerugian negara, bertanya ke Menteri Kehutanan (saat itu) MS Kaban. Dihitung Rp1,8 juta per hektare, kawasan hutan 47 ribu, itu dikalikan hasilnya Rp84,6 miliar. Itu ditawarkan mereka," papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)
