medcom.id, Jakarta: Ratusan orang yang tergabung dalam Komite Penyelamat Nawacita menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi. Di antara ratusan massa, ada `Ketua DPR Setya Novanto` dan `M. Riza Chalid`.
Namun, `Novanto dan Riza` tak ikut berorasi dengan massa. Keduanya justru dimasukan ke dalam kurungan bambu dan digotong masuk ke lingkungan Gedung KPK oleh massa yang terdiri dari organisasi pendukung Presiden Joko Widodo seperti Bara JP, Seknas Jokowi, Almisbat, Duta Jokowi, dan Jasmev.
Aksi ini sempat tertahan di pintu masuk lembaga antikorupsi. Namun, perwakilan KPK turun dan menerima serta mendengar aspirasinya pendukung Jokowi dalam pemilihan presiden 2014.
Kordinator aksi Osman Tanjung menjelaskan, kasus pencatutan jabatan presiden dan wakil presiden yang melibatkan Setya Novanto dan Riza Chalid tidak cukup diselesaikan melalui proses Mahkamah Kehormatan Dewan. Dia menilai perkara ini kasus hukum, dan bukan pelanggaran etik semata.
"Kami minta lembaga penegak hukum segera mengambil langkah hukum kepada Setya Novanto dan Riza Chalid," kata Osman di Gedung KPK, Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (15/12/2015).
Menurut dia, penegak hukum seperti KPK, Kejagung, dan Polri, tak boleh gentar untuk menangkap dan memenjarakan Setya Novanto dan Riza Chalid. "Ini demi kepentingan penuntasan kasus ini dan demi memenuhi rasa keadilan masyarakat," jelas dia.
Penegak hukum, kata dia, harus berani menggempur mafia dengan cara melanjutkan penyelidikan dan penyidikan dalam kasus pencatutan jabatan presiden dan wakil presiden sampai ke akar-akarnya. Mereka tak ingin tindakan orang-orang yang mereka sebut jaringan Nawacita gadungan ini tumbuh subur di Nusantara.
Komite Penyelamat Nawacita, jelas dia, mendukung Pemerintahan Presiden Jokowi memberantas mafia dan Nawacita gadungan. "Hal itu demi terwujudnya Indonesia sebagai bangsa yang berdikari secara ekonomi, berdaulat secara politik serta berkepribadian dalam kebudayaan," jelas dia.
medcom.id, Jakarta: Ratusan orang yang tergabung dalam Komite Penyelamat Nawacita menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi. Di antara ratusan massa, ada `Ketua DPR Setya Novanto` dan `M. Riza Chalid`.
Namun, `Novanto dan Riza` tak ikut berorasi dengan massa. Keduanya justru dimasukan ke dalam kurungan bambu dan digotong masuk ke lingkungan Gedung KPK oleh massa yang terdiri dari organisasi pendukung Presiden Joko Widodo seperti Bara JP, Seknas Jokowi, Almisbat, Duta Jokowi, dan Jasmev.
Aksi ini sempat tertahan di pintu masuk lembaga antikorupsi. Namun, perwakilan KPK turun dan menerima serta mendengar aspirasinya pendukung Jokowi dalam pemilihan presiden 2014.
Kordinator aksi Osman Tanjung menjelaskan, kasus pencatutan jabatan presiden dan wakil presiden yang melibatkan Setya Novanto dan Riza Chalid tidak cukup diselesaikan melalui proses Mahkamah Kehormatan Dewan. Dia menilai perkara ini kasus hukum, dan bukan pelanggaran etik semata.
"Kami minta lembaga penegak hukum segera mengambil langkah hukum kepada Setya Novanto dan Riza Chalid," kata Osman di Gedung KPK, Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (15/12/2015).
Menurut dia, penegak hukum seperti KPK, Kejagung, dan Polri, tak boleh gentar untuk menangkap dan memenjarakan Setya Novanto dan Riza Chalid. "Ini demi kepentingan penuntasan kasus ini dan demi memenuhi rasa keadilan masyarakat," jelas dia.
Penegak hukum, kata dia, harus berani menggempur mafia dengan cara melanjutkan penyelidikan dan penyidikan dalam kasus pencatutan jabatan presiden dan wakil presiden sampai ke akar-akarnya. Mereka tak ingin tindakan orang-orang yang mereka sebut jaringan Nawacita gadungan ini tumbuh subur di Nusantara.
Komite Penyelamat Nawacita, jelas dia, mendukung Pemerintahan Presiden Jokowi memberantas mafia dan Nawacita gadungan. "Hal itu demi terwujudnya Indonesia sebagai bangsa yang berdikari secara ekonomi, berdaulat secara politik serta berkepribadian dalam kebudayaan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TII)
