Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Support Service Project Management PT Lippo Cikarang, Eddy Triyanto. Dia akan diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan suap perizinan proyek pembangunan Meikarta, milik Lippo Group di Bekasi.
"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka SMN (Kepala Dinas Damkar Bekasi Sahat MBJ Nahar)," kata juru bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Jakarta, Senin, 12 November 2018.
Penyidik juga memanggil satu PNS Dinas PUPR Kota Bekasi Dicky Cahyadi. Dia akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka yang sama.
Belum diketahui jelas hal apa yang akan digali penyidik dari kedua saksi tersebut. Namun, diduga kuat keduanya mengetahui sumber uang hingga ihwal penyuapan.
Meikarta merupakan salah satu proyek prestisius milik Lippo Group. Penggarap proyek Meikarta ialah PT Mahkota Sentosa Utama, yang merupakan anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk. Sementara PT Lippo Cikarang Tbk di bawah naungan Lippo Group.
Secara keseluruhan, nilai investasi proyek Meikarta ditaksir mencapai Rp278 triliun. Meikarta menjadi proyek terbesar Lippo Group selama 67 tahun grup bisnis milik Mochtar Riady itu berdiri.
KPK tengah gencar menelusuri sumber uang suap Meikarta, yang diduga berasal dari Lippo Group. Tercatat, mereka dari Lippo Group yang sudah dimintai keterangan terkait hal ini antara lain Direktur Operasional Lippo GroupBilly Sindoro, CEO Lippo GroupJames Riady, dan mantan Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk Toto Bartholomeus.
Kemudian Presiden Direktur PT Lippo Karawaci Tbk Ketut Budi Wijaya, Corporate Affairs Siloam Hospital Group Josep Christoper Mailool, Direktur Keuangan PT LippoCikarang Tbk Soni dan Direktur Keuangan PT Lippo Karawaci Tbk Richard Setiadi.
Baca: KPK Kantongi Bukti Skandal Lippo Group di Meikarta
Teranyar, giliran Direktur Keuangan PT Mahkota Sentosa Utama (PT MSU) Hartono diperiksa penyidik. Dari semua pemeriksaan itu, terungkap juga adanya pertemuan-pertemuan antara petinggi Lippo Group dengan Neneng.
Salah satunya, James Riady yang mengakui pernah bertemu dengan Neneng dengan alasan silaturahmi persalinan Neneng. Tak hanya James, Eddy Sindoro juga mengaku dua kali bertemu Neneng.
Pertemuan pertama dilakukan untuk memberi selamat atas persalinan Neneng. Sedangkan pada pertemuan kedua, Eddy dan Neneng membahas soal pembangunan Rumah Sakit (RS) Siloam di Meikarta.
Dalam kasus ini, Billy Sindoro diduga memberikan uang Rp7 miliar kepada Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dan anak buahnya. Uang itu diduga bagian dari fee yang dijanjikan sebesar Rp13 miliar terkait proses pengurusan izin proyek Meikarta.
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Support Service Project Management PT Lippo Cikarang, Eddy Triyanto. Dia akan diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan suap perizinan proyek pembangunan Meikarta, milik Lippo Group di Bekasi.
"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka SMN (Kepala Dinas Damkar Bekasi Sahat MBJ Nahar)," kata juru bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Jakarta, Senin, 12 November 2018.
Penyidik juga memanggil satu PNS Dinas PUPR Kota Bekasi Dicky Cahyadi. Dia akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka yang sama.
Belum diketahui jelas hal apa yang akan digali penyidik dari kedua saksi tersebut. Namun, diduga kuat keduanya mengetahui sumber uang hingga ihwal penyuapan.
Meikarta merupakan salah satu proyek prestisius milik Lippo Group. Penggarap proyek Meikarta ialah PT Mahkota Sentosa Utama, yang merupakan anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk. Sementara PT Lippo Cikarang Tbk di bawah naungan Lippo Group.
Secara keseluruhan, nilai investasi proyek Meikarta ditaksir mencapai Rp278 triliun. Meikarta menjadi proyek terbesar Lippo Group selama 67 tahun grup bisnis milik Mochtar Riady itu berdiri.
KPK tengah gencar menelusuri sumber uang suap Meikarta, yang diduga berasal dari Lippo Group. Tercatat, mereka dari Lippo Group yang sudah dimintai keterangan terkait hal ini antara lain Direktur Operasional Lippo GroupBilly Sindoro, CEO Lippo GroupJames Riady, dan mantan Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk Toto Bartholomeus.
Kemudian Presiden Direktur PT Lippo Karawaci Tbk Ketut Budi Wijaya, Corporate Affairs Siloam Hospital Group Josep Christoper Mailool, Direktur Keuangan PT LippoCikarang Tbk Soni dan Direktur Keuangan PT Lippo Karawaci Tbk Richard Setiadi.
Baca: KPK Kantongi Bukti Skandal Lippo Group di Meikarta
Teranyar, giliran Direktur Keuangan PT Mahkota Sentosa Utama (PT MSU) Hartono diperiksa penyidik. Dari semua pemeriksaan itu, terungkap juga adanya pertemuan-pertemuan antara petinggi Lippo Group dengan Neneng.
Salah satunya, James Riady yang mengakui pernah bertemu dengan Neneng dengan alasan silaturahmi persalinan Neneng. Tak hanya James, Eddy Sindoro juga mengaku dua kali bertemu Neneng.
Pertemuan pertama dilakukan untuk memberi selamat atas persalinan Neneng. Sedangkan pada pertemuan kedua, Eddy dan Neneng membahas soal pembangunan Rumah Sakit (RS) Siloam di Meikarta.
Dalam kasus ini, Billy Sindoro diduga memberikan uang Rp7 miliar kepada Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dan anak buahnya. Uang itu diduga bagian dari fee yang dijanjikan sebesar Rp13 miliar terkait proses pengurusan izin proyek Meikarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)