Ilustrasi pembunuhan Medcom.id
Ilustrasi pembunuhan Medcom.id

Polisi Cek Kejiwaan Tersangka Pembunuhan Berantai di Bekasi

Rahmatul Fajri • 20 Januari 2023 17:41
Jakarta: Polisi masih mendalami kejiwaan tersangka kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur. Polda Metro Jaya melibatkan ahli psikologi forensik dan psikiater untuk mengecek kejiwaan ketiga tersangka, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.
 
"Psikologi forensik kita libatkan, psikiater juga kita libatkan, ini untuk melihat kejiwaan dari pada para tersangka ini," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi melalui keterangan tertulis, Jumat, 20 Januari 2023.
 
Tim Psikologi Forensik masih mendalami kepribadian dari tersangka kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur.

Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia Reni Kusumowardhani mengatakan pihaknya bersama penyidik Polda Metro Jaya masih memeriksa ketiga tersangka. Dia mengaku belum bisa menyimpulkan apakah ketiga tersangka, khususnya Wowon mengalami gangguan mental atau psikopat.
 
Dia mengatakan berdasarkan pemeriksaan nantinya akan diketahui sosok dan kepribadian dari tersangka hingga tega membunuh nyawa orang-orang terdekatnya, seperti mertua, istri, dan anaknya.
 
"Kami masih dalam pemeriksaan," kata Reni.

Sembilan Korban

Ada sembilan orang yang tewas di tangan Wowon. Sembilan korban itu terbagi di tiga lokasi, yakni tiga korban di Bekasi, empat korban di Cianjur, satu korban di Garut, dan satu korban lainnya masih dicari.
 
Korban di Bekasi, Ai Maimunah, 40, yang merupakan istri sirih Wowon. Lalu, dua anak Maimunah dari pernikahan dengan mantan suaminya, Ridwan Abdul Muiz, 20, dan M Riswandi, 16.
 
Kemudian, korban tewas di Cianjur juga keluarga dari tersangka. Wowon membunuh istrinya, Wiwin, dan mertuanya, Noneng. Wowon turut membunuh anaknya, Bayu, yang berusia dua tahun.
 
Sementara itu, dua korban lainnya, Siti dan Farida. Keduanya merupakan tenaga kerja wanita. Siti dibunuh dengan cara dibuang ke laut dan dimakamkan di Garut. Sedangkan, Farida dibunuh dan dikubur di Cianjur.
 
Mereka tewas setelah menagih janji dari Wowon untuk mendapatkan kekakayaan dengan cepat dan dianggap berbahaya karena mengetahui praktik berkedok supranatural.

Tiga Tersangka

Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus tersebut, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin. Mereka bertiga juga memiliki hubungan pertemanan dan saudara. Solihin merupakan teman dari Wowon. Sedangkan Dede merupakan ipar dari korban Ai Maimunah.
 
Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran mengatakan para tersangka membunuh korban untuk menutupi jejak kejahatannya.
 
"Ternyata korban meninggal dunia di Bekasi dibunuh karena para tersangka ini diketahui melakukan tindak pidana lain. Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau bisa sebut serial killer," kata Fadil, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 19 Januari 2023.

Motif Pembunuhan

Fadil menjelaskan para pelaku tega membunuh anggota keluarganya karena kejahatan mereka diketahui para korban. Pada tersangka menganggap korban merupakan sosok berbahaya yang dapat membocorkan kejahatan mereka.
 
"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui bahwa dia melakukan tindak pidana lain dalam bentuk pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," kata dia.
 
Setelah dilakukan penyidikan lebih lanjut, ternyata bukan kali ini para tersangka melakukan kejahatannya. Korban tewas di Bekasi merupakan rangkaian pembunuhan yang dilakukan para tersangka di Cianjur.
 

Baca Juga: Korban Pembunuhan Berantai di Bekasi dan Cianjur dari Istri hingga Anak


Tim Polda Metro Jaya menemukan tiga lubang yang berisi kerangka empat korban di dekat rumah pelaku di Cianjur. Lubang pertama berisi kerangka anak kecil bernama Bayu.
 
Lubang kedua ditemukan dua kerangka tulang atas nama Noneng dan Wiwin. Lalu, lubang ketiga ditemukan kerangka tulang atas nama Farida. Fadil menyebut masih ada satu lagi korban di Cianjur yang dalam pencarian.
 
Tak berhenti di situ, kepolisian melakukan penelusuran dan ditemukan satu korban lagi di Garut. Korban yang belum diketahui identitasnya itu dikuburkan warga sekitar setelah dibuang ke laut oleh pelaku.
 
Fadil mengatakan motif para tersangka melakukan kejahatannya adalah untuk menguasai harta korban. Awalnya, mereka mencari keluarga yang ingin mendapatkan atau menggandakan uang.
 
Tersangka Dulah mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk meningkatkan kekayaan. Dulah kemudian meminta Wowon untuk mencari korban.
 
Setelah mendapatkan korban, para tersangka awalnya diminta untuk menyerahkan sejumlah uang yang akan digandakan atau dibelikan rumah. Korban kemudian menagih janji dari tersangka. Namun, para tersangka tidak mampu menepati janjinya.
 
Setelah itu, para tersangka meracuni korban yang dianggap mengetahui kejahatannya menggunakan pestisida.
 
"Orang yang mengetahui dianggap berbahaya akan dihilangkan. Ada janji dan motivasi palsu. Korban ini yang sudah tertipu dihilangkan nyawanya," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan