medcom.id, Jakarta: Polisi membekuk pengedar narkotika jenis tembakau gorilla di kawasan Kampung Utan, Bekasi dengan tersangka MY. Dari tangan MY, polisi menyita sekitar 10 kilogram tembakau Gorilla yang dipecah di beberapa tempat, salah satunya dengan menggunakan kaleng krim rambut alias pomade.
"Jadi ada ukuran 500 gram ada yang dijual pula dengan ukuran 5 gram. Yang 5 gram dimasukkan ke dalam kaleng pomade," kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (22/1/2017).
Dari pengakuan MY, 500 gram tembakau Gorilla yang dibungkus dengan papper bag dibanderol seharga Rp7 juta. Kemudian dengan ukuran 5 gram dalam kaleng pomade dijual dengan harga Rp450 ribu.
"Jadi orang bisa pakai kalengnya dengan gampang dimasukkan ke saku. Ada juga yang dijual 3 gram di plastik kecil," terang Nico.
Biasanya, untuk 3 gram tembakau Gorilla dipakai dengan mencampurkan larutan kimia. Kemudian dimasukkan ke tengah tembakau rokok yang sudah dipatahkan sebelumnya.
"Jadi 3 gram ini bisa sampai 5 batang rokok. Satu batang rokok pun sudah bisa dipakai beramai-ramai dan sudah sangat terasa efeknya," ungkap Nico.
Tembakau Gorilla ini bisa menimbulkan efek bahagia, namun bisa juga mengakibatkan sangat ketergantungan yang mengefek pada tindakan kriminalitas lain. Kondisi ini sangat berbahaya bagi tubuh pemakai.
Dalam menangani kasus ini, kepolisian akan bekerjasama dengan Departemen Kesehatan dan BPOM untuk melakukan pemberkasan ke Kejati DKI. Pihaknya juga akan gencar melakukan sosialisasi bahaya tembakau Gorilla kepada masyarakat melalui binmas, media cetak, dan media elektronik.
medcom.id, Jakarta: Polisi membekuk pengedar narkotika jenis tembakau gorilla di kawasan Kampung Utan, Bekasi dengan tersangka MY. Dari tangan MY, polisi menyita sekitar 10 kilogram tembakau Gorilla yang dipecah di beberapa tempat, salah satunya dengan menggunakan kaleng krim rambut alias pomade.
"Jadi ada ukuran 500 gram ada yang dijual pula dengan ukuran 5 gram. Yang 5 gram dimasukkan ke dalam kaleng pomade," kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (22/1/2017).
Dari pengakuan MY, 500 gram tembakau Gorilla yang dibungkus dengan papper bag dibanderol seharga Rp7 juta. Kemudian dengan ukuran 5 gram dalam kaleng pomade dijual dengan harga Rp450 ribu.
"Jadi orang bisa pakai kalengnya dengan gampang dimasukkan ke saku. Ada juga yang dijual 3 gram di plastik kecil," terang Nico.
Biasanya, untuk 3 gram tembakau Gorilla dipakai dengan mencampurkan larutan kimia. Kemudian dimasukkan ke tengah tembakau rokok yang sudah dipatahkan sebelumnya.
"Jadi 3 gram ini bisa sampai 5 batang rokok. Satu batang rokok pun sudah bisa dipakai beramai-ramai dan sudah sangat terasa efeknya," ungkap Nico.
Tembakau Gorilla ini bisa menimbulkan efek bahagia, namun bisa juga mengakibatkan sangat ketergantungan yang mengefek pada tindakan kriminalitas lain. Kondisi ini sangat berbahaya bagi tubuh pemakai.
Dalam menangani kasus ini, kepolisian akan bekerjasama dengan Departemen Kesehatan dan BPOM untuk melakukan pemberkasan ke Kejati DKI. Pihaknya juga akan gencar melakukan sosialisasi bahaya tembakau Gorilla kepada masyarakat melalui binmas, media cetak, dan media elektronik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)
