Jakarta: Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana mengatakan hingga sore ini, 29 Juli 2024, keluarga selebgram asal Medan yang tewas akibat sedot lemak, belum melapor ke polisi. Meski demikian, kasus ini telah didalami penyidik.
“Ada beberapa saksi yang kami periska, tapi dari pihak keluarga korban sendiri belum melakukan pelaporan, ” kata Kombes Arya dalam tayangan Metro TV, Senin, 29 Juli 2024.
Arya mengatakan pihaknya telah memanggil dan memeriksa dokter yang melakukan sedot lemak. Termasuk, pihak rumah sakit yang menerima korban saat kejadian, serta pemilik dari klinik kecantikan.
Menurut dia, penyidik tetap mengusut kejadian itu, meskipun ada perjanjian komersil atau ganti rugi yang diseppakati klinik dan korban. Sebab, kasus ini bukan delik aduan.
“Sekalipun ada kerelaan dari korban untuk menerima ganti rugi, ini tidak menghapus pidananya, karena memang kalau ada tindak pidana, kasus ini tetap bisa dilanjutkan,” ucap Arya.
Arya juga menyinggung kasus serupa di klinik tersebut pada 2023. Saat itu, ada pasien melakukan tindakan sedot lemak bagian lengan, dan merasakan sensasi terbakar. Pasien itu membuat laporan ke kepolisian, namun kasusnya dihentikan usai mediasi.
“Sehingga sampai saat ini belum dilanjutkan dan sementara masih dalam pemantauan kita, dan ternyata kini terjadi lagi, sehingga saat ini kami berupaya mengumpulkan barang bukti agar bisa ke tahap selanjutnya,” kata Arya.
Jakarta: Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana mengatakan hingga sore ini, 29 Juli 2024, keluarga selebgram asal Medan yang tewas akibat
sedot lemak, belum melapor ke polisi. Meski demikian, kasus ini telah didalami penyidik.
“Ada beberapa saksi yang kami periska, tapi dari pihak keluarga korban sendiri belum melakukan pelaporan, ” kata Kombes Arya dalam tayangan Metro TV, Senin, 29 Juli 2024.
Arya mengatakan pihaknya telah memanggil dan memeriksa dokter yang melakukan sedot lemak. Termasuk, pihak rumah sakit yang menerima korban saat kejadian, serta pemilik dari klinik kecantikan.
Menurut dia, penyidik tetap mengusut kejadian itu, meskipun ada perjanjian komersil atau ganti rugi yang diseppakati klinik dan korban. Sebab, kasus ini bukan delik aduan.
“Sekalipun ada kerelaan dari korban untuk menerima ganti rugi, ini tidak menghapus pidananya, karena memang kalau ada tindak pidana, kasus ini tetap bisa dilanjutkan,” ucap Arya.
Arya juga menyinggung kasus serupa di klinik tersebut pada 2023. Saat itu, ada pasien melakukan tindakan sedot lemak bagian lengan, dan merasakan sensasi terbakar. Pasien itu membuat laporan ke kepolisian, namun kasusnya dihentikan usai mediasi.
“Sehingga sampai saat ini belum dilanjutkan dan sementara masih dalam pemantauan kita, dan ternyata kini terjadi lagi, sehingga saat ini kami berupaya mengumpulkan barang bukti agar bisa ke tahap selanjutnya,” kata Arya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
