medcom.id, Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah melakukan pertemuan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, di Filipina. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas perihal melawan aksi teror oleh ISIS.
"Kita antisipasi karena perbatasannya dekat dengan kita, antara Sulawesi utara dengan Manila atau Mindanau," jelas Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto, di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat 23 Juni 2017.
Dia membeberkan, di Sulawesi Utara telah ditempatkan personel brimob dan TNI. Kemudian di Gorontalo dan Maluku Utara pun demikian.
"Jadi kita jaga semua perbatasan dengan pasukan kita, dengan fasilitas dan peralatan yang sesuai. sampai saat ini belum ada yang coba mendarat atau naik kapal diam-diam ke Indonesia dari Marawi," papar dia.
Lebih lanjut, kata jenderal bintang satu itu, apakah Duterte mengizinkan Indonesia untuk menggempur ISIS di Marawi tergantung dari hubungan antarkedua negara.
"Harus dipertimbangkan banyak hal. Namun itu memungkinkan saja. Tapi kalau untuk operasi ke luar negeri, bicaranya universal. Artinya ada TNI yang dikedepankan," ujar dia.
Bilapun Polri dimungkinkan turut membantu, kata dia, ada keputusan politik dari pemerintah yang tentunya memiliki kajian yang panjang.
"Kajiannya panjang, walau di sana (Filipina) mempersilakan," tandas Rikwanto.
medcom.id, Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah melakukan pertemuan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, di Filipina. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas perihal melawan aksi teror oleh ISIS.
"Kita antisipasi karena perbatasannya dekat dengan kita, antara Sulawesi utara dengan Manila atau Mindanau," jelas Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto, di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat 23 Juni 2017.
Dia membeberkan, di Sulawesi Utara telah ditempatkan personel brimob dan TNI. Kemudian di Gorontalo dan Maluku Utara pun demikian.
"Jadi kita jaga semua perbatasan dengan pasukan kita, dengan fasilitas dan peralatan yang sesuai. sampai saat ini belum ada yang coba mendarat atau naik kapal diam-diam ke Indonesia dari Marawi," papar dia.
Lebih lanjut, kata jenderal bintang satu itu, apakah Duterte mengizinkan Indonesia untuk menggempur ISIS di Marawi tergantung dari hubungan antarkedua negara.
"Harus dipertimbangkan banyak hal. Namun itu memungkinkan saja. Tapi kalau untuk operasi ke luar negeri, bicaranya universal. Artinya ada TNI yang dikedepankan," ujar dia.
Bilapun Polri dimungkinkan turut membantu, kata dia, ada keputusan politik dari pemerintah yang tentunya memiliki kajian yang panjang.
"Kajiannya panjang, walau di sana (Filipina) mempersilakan," tandas Rikwanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SCI)
