medcom.id, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menjemput paksa saksi kasus suap pengadaan monitoring satelitte di Badan Keamanan Laut (Bakamla) Ali Fahmi atau Fahmi Al-Habsyi. Saksi tersebut tercatat mangkir dua kali untuk persidangan tersangka Fahmi
"Kami meminta penuntut umum pada hakim untuk melakukan pemanggilan paksa terhadap salah seorang saksi yang setelah dipanggil dua kali belum juga hadir. Yaitu Ali Fahmi atau Fahmi Al-Habsyi," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 10 April 2017.
Kendati demikian, KPK masih memberikan satu kesempatan persidangan lagi bagi saksi untuk menunjukkan itikad baiknya hadir di persidangan pekan depan. Jika kembali mangkir KPK akan melakukan penjemputan paksa.
"Kami harap saksi datang dan koperatif mematuhi panggilan dari pengadilan hadir sebagai saksi," tegasnya.
Suap di Bakamla bermula ketika PT Merial Esa dan PT Melati Technofo Indonesia, dua perusahaan milik Fahmi, suami aktris Ineke Koesherawati mengikuti lelang pengadaan "drone" dan "monitoring satellite" di Bakamla. Hardy bekerja sebagai marketing/opreasional PT Merial Esa. Sedangkan Adami Okta adalah bagian operasional PT Merial Esa sekaligus orang kepercayaan Fahmi.
Kala itu, Fahmi bertemu dengan politikus muda PDI Perjuangan Ali Fahmi alias Fahmi Habsyi dan Kepala Bakamla Arie Soedewo. Pertemuan saat Arie menjadi pembicara.
"Pada saat itu Ali Fahmi menawarkan kepada Fahmi untuk 'main proyek' di Bakamla dan jika bersedia, Fahmi Darmawansyah harus mengikuti arahan Ali Fahmi supaya dapat menang dengan memberikan fee sebesar 15 persen dari nilai pengadaan," beber jaksa Kiki.
Usai penyampaian itu, Ali Fahmi memberitahukan ada pengadaan "monitoring satellite" senilai Rp400 miliar. Ali meminta uang muka 6 persen dari nilai anggaran untuk membantu PT Merial Esa dalam mengikuti proses lelang.
medcom.id, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menjemput paksa saksi kasus suap pengadaan monitoring satelitte di Badan Keamanan Laut (Bakamla) Ali Fahmi atau Fahmi Al-Habsyi. Saksi tersebut tercatat mangkir dua kali untuk persidangan tersangka Fahmi
"Kami meminta penuntut umum pada hakim untuk melakukan pemanggilan paksa terhadap salah seorang saksi yang setelah dipanggil dua kali belum juga hadir. Yaitu Ali Fahmi atau Fahmi Al-Habsyi," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 10 April 2017.
Kendati demikian, KPK masih memberikan satu kesempatan persidangan lagi bagi saksi untuk menunjukkan itikad baiknya hadir di persidangan pekan depan. Jika kembali mangkir KPK akan melakukan penjemputan paksa.
"Kami harap saksi datang dan koperatif mematuhi panggilan dari pengadilan hadir sebagai saksi," tegasnya.
Suap di Bakamla bermula ketika PT Merial Esa dan PT Melati Technofo Indonesia, dua perusahaan milik Fahmi, suami aktris Ineke Koesherawati mengikuti lelang pengadaan "drone" dan "monitoring satellite" di Bakamla. Hardy bekerja sebagai marketing/opreasional PT Merial Esa. Sedangkan Adami Okta adalah bagian operasional PT Merial Esa sekaligus orang kepercayaan Fahmi.
Kala itu, Fahmi bertemu dengan politikus muda PDI Perjuangan Ali Fahmi alias Fahmi Habsyi dan Kepala Bakamla Arie Soedewo. Pertemuan saat Arie menjadi pembicara.
"Pada saat itu Ali Fahmi menawarkan kepada Fahmi untuk 'main proyek' di Bakamla dan jika bersedia, Fahmi Darmawansyah harus mengikuti arahan Ali Fahmi supaya dapat menang dengan memberikan fee sebesar 15 persen dari nilai pengadaan," beber jaksa Kiki.
Usai penyampaian itu, Ali Fahmi memberitahukan ada pengadaan "monitoring satellite" senilai Rp400 miliar. Ali meminta uang muka 6 persen dari nilai anggaran untuk membantu PT Merial Esa dalam mengikuti proses lelang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(Des)
