medcom.id, Jakarta: Pemberian pembebasan bersayarat untuk Pollycarpus Budihari Priyanto terus mendapat sorotan sejumlah pihak. Salah satunya, Taufik Basari, pendiri Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat sekaligus sahabat Munir.
Menurut Tobas, sapaan akrab Taufik, persoalan utama dari bebasnya Pollycarpus bukan soal pemberian PB. "Yang menjadi persoalan utamanya menurut saya bukan soal pembebasan bersyaratnya," ujar Taufik saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin (1/12/2014).
PB, kata Taufik, merupakan hak seorang narapidana. Namun, kata dia, yang jadi soal adalah karena kasus pembuhan Munir belum bisa dianggap selesai.
"Yang jadi persoalan utama adalah meskipun Pollycarpus bebas bersyarat namun kasus ini tidak dapat dianggap selesai," imbuh dia.
PB untuk Pollycarpus, kata Taufik, harus menjadi pemicu bagi pemerintah guna membongkar kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM, Munir. Sebab, kasus ini akan tuntas jika otak pembunuhan Munir terungkap.
"(Sejauh ini) Otak pembunuhnya masih belum terungkap," tegas Taufik.
medcom.id, Jakarta: Pemberian pembebasan bersayarat untuk Pollycarpus Budihari Priyanto terus mendapat sorotan sejumlah pihak. Salah satunya, Taufik Basari, pendiri Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat sekaligus sahabat Munir.
Menurut Tobas, sapaan akrab Taufik, persoalan utama dari bebasnya Pollycarpus bukan soal pemberian PB. "Yang menjadi persoalan utamanya menurut saya bukan soal pembebasan bersyaratnya," ujar Taufik saat dihubungi
Metrotvnews.com, Senin (1/12/2014).
PB, kata Taufik, merupakan hak seorang narapidana. Namun, kata dia, yang jadi soal adalah karena kasus pembuhan Munir belum bisa dianggap selesai.
"Yang jadi persoalan utama adalah meskipun Pollycarpus bebas bersyarat namun kasus ini tidak dapat dianggap selesai," imbuh dia.
PB untuk Pollycarpus, kata Taufik, harus menjadi pemicu bagi pemerintah guna membongkar kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM, Munir. Sebab, kasus ini akan tuntas jika otak pembunuhan Munir terungkap.
"(Sejauh ini) Otak pembunuhnya masih belum terungkap," tegas Taufik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)
