Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menilai Hari Anak Nasional (HAN) sebagai momentum untuk terus menyemaikan nilai-nilai antirasuah. Sehingga, di masa depan anak-anak tak terjerumus perilaku korupsi.
"Agar mereka dapat jelas melihat kelam dan sesatnya jalan korupsi dibalik tebalnya kabut surga fatamorgana," kata Firli melalui keterangan tertulis, Sabtu, 24 Juli 2021.
Menurut Firli, nilai-nilai antikorupsi yang ditanamkan akan membuat anak-anak memiliki paradigma baru. Khususnya dalam memandang korupsi sebagai perbuatan terhina, aib nan tercela, hingga bukan budaya serta warisan leluhur bangsa.
"Anak-anak sebagai bagian dari elemen masyarakat sejatinya adalah sasaran inti gerakan perubahan sosial budaya dan kultur masyarakat Indonesia, agar tak lagi melihat korupsi sebagai hal biasa yang dilakukan," ujar Firli.
Baca: Reisa: 80 Juta Anak Indonesia Tidak Sedang Baik-baik Saja
Anak-anak, kata Firli, memiliki peran sentral membangun budaya antikorupsi. Misalnya, dengan menjadi influencer antikorupsi untuk memengaruhi orang terdekat dan di sekitarnya.
"Jelas sudah, jika ingin maju, negeri ini memerlukan anak-anak bangsa yang memiliki karakter kuat, taat agama dan menjunjung tinggi integritas, serta nilai-nilai antikorupsi," ucap Firli.
Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) Firli Bahuri menilai
Hari Anak Nasional (HAN) sebagai momentum untuk terus menyemaikan nilai-nilai antirasuah. Sehingga, di masa depan anak-anak tak terjerumus perilaku
korupsi.
"Agar mereka dapat jelas melihat kelam dan sesatnya jalan korupsi dibalik tebalnya kabut surga fatamorgana," kata Firli melalui keterangan tertulis, Sabtu, 24 Juli 2021.
Menurut Firli, nilai-nilai antikorupsi yang ditanamkan akan membuat anak-anak memiliki paradigma baru. Khususnya dalam memandang korupsi sebagai perbuatan terhina, aib nan tercela, hingga bukan budaya serta warisan leluhur bangsa.
"Anak-anak sebagai bagian dari elemen masyarakat sejatinya adalah sasaran inti gerakan perubahan sosial budaya dan kultur masyarakat Indonesia, agar tak lagi melihat korupsi sebagai hal biasa yang dilakukan," ujar Firli.
Baca: Reisa: 80 Juta Anak Indonesia Tidak Sedang Baik-baik Saja
Anak-anak, kata Firli, memiliki peran sentral membangun budaya antikorupsi. Misalnya, dengan menjadi
influencer antikorupsi untuk memengaruhi orang terdekat dan di sekitarnya.
"Jelas sudah, jika ingin maju, negeri ini memerlukan anak-anak bangsa yang memiliki karakter kuat, taat agama dan menjunjung tinggi integritas, serta nilai-nilai antikorupsi," ucap Firli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
