Ilustrasi tragedi di Stadion Kanjuruhan. Dok. AFP
Ilustrasi tragedi di Stadion Kanjuruhan. Dok. AFP

Terungkap Jenis Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan, untuk Massa Skala Besar

Sri Yanti Nainggolan • 11 Oktober 2022 11:39
Jakarta: Polri mengakui bahwa gas air mata yang digunakan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, sudah kedaluwarsa. Meski demikian, mereka mengklaim efek ditimbulkan dari cairan kimia itu berkurang dibanding yang masih berlaku.
 
"Ada beberapa yang ditemukan (gas air mata) tahun 2021, saya masih belum tahu jumlahnya, tapi ada beberapa," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo dilansir dari Antara, Senin, 10 Oktober 2022. 
 

Jenis gas air mata yang digunakan Polri dalam Tragedi Kanjuruhan

Dedi memastikan sebagian besar gas air mata atau chlorobenzalmalononitrile (CS) yang digunakan saat tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 adalah gas air mata yang masih berlaku dengan jenis warna merah dan biru.
 
Jenderal polisi bintang dua itu menjelaskan ada tiga jenis gas air mata yang digunakan oleh personel Brimob di seluruh Indonesia, yakni warna merah, biru dan hijau. Penggunaannya pun diatur sesuai eskalasi massa dan tingkat kontijensi yang terjadi.

Gas air mata warna hijau yang digunakan pertama berupa smoke (asap), saat ditembakkan terjadi ledakan di udara yang berisi asap putih. Gas air mata kedua, yaitu berwarna biru untuk menghalau massa bersifat sedang.
 
"Jadi, kalau klaster dalam jumlah kecil digunakan gas air mata tingkat sedang," terang dia. 
 
Terungkap Jenis Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan, untuk Massa Skala Besar
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. Medcom.id/Siti Yona

Kemudian gas air mata warna merah dipakai untuk mengurangi massa dalam jumlah besar. "Jadi, mengutip kata pakar, semua tingkatan ini, CS atau gas air mata dalam tingkat tertinggipun tidak ada yang mematikan," ujar Dedi.
 
Mengenai gas air mata kedaluwarsa, Dedi menyebutkan setiap gas air mata mempunyai batas waktu penggunaan. Saat sudah kedaluwarsa, kada kimia didalamnya berkurang. 
 
"Jadi, kalau misalnya sudah expired, justru kadarnya berkurang secara kimia, kemudian kemampuan gas air mata ini juga menurun," kata Dedi.
 
Temuan gas air mata kedaluwarsa ini diungkapkan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berdasarkan informasi yang diperolehnya. Saat ini informasi tersebut sedang didalami.
 
Baca: Terkuak! Polisi Benarkan Adanya Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan
 

11 tembakan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan ada 11 tembakan gas air mata yang dilepaskan petugas dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022.
 
Menurut Kapolri, penembakan gas air mata tersebut tujuh di antaranya ditembakkan ke tribun selatan Stadion Kanjuruhan.
 
"Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata, ke tribun selatan kurang lebih tujuh tembakan, utara satu tembakan dan ke lapangan tiga tembakan," kata Sigit, Kamis, 6 Oktober 2022. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SYN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan