medcom.id, Jakarta: Indonesia dan Meksiko sudah menjalankan kemitraan di bidang penanggulangan masalah narkotika sejak lima tahun terakhir. Kerja sama dijalin Badan Narkotika Nasional dengan Kejaksaan Agung Meksiko (Procuraduría General de la República/PGR).
Kedua negara menuangkan butir-butir kerja sama secara mendetail dalam sebuah nota kesepahaman bersama (NKB/MoU) pada 3 November 2011. Menindaklanjuti NKB ini, kedua negara sepakat untuk menandatangani rencana aksi (Plan of Action/POA).
PGR Meksiko menghendaki penandatanganan ini dilakukan di masing-masing negara dan setelah keduanya menandatangani, masing-masing pihak menerima copy naskah rencana aksi. Draft POA sudah diterima BNN pada 13 Januari 2015. Pihak Meksiko juga meminta agar digelar video conference (VC) untuk membahas sejumlah poin penting terkait penanggulangan narkotika di negara masing-masing.
Sebagai respons konkretnya, BNN dan PGR Meksiko menggelar VC, Selasa 8 Desember 2015, hari ini. VC kali ini merupakan pertemuan kelompok kerja bilateral pertama, dan telah sesuai dengan Pasal 6 NKB yang menyebutkan pertemuan dapat dilaksanakan melalui VC atau di wilayah salah satu pihak.
Sebelum VC ini digelar, kedua negara juga sudah bertukar dokumen yang biasa disebut dengan dokumen 'Penilaian Nasional'. Dalam dinamikanya bisa diperbaharui jika memang dianggap perlu. Dokumen ini berisi tentang situasi negara masing-masing terkait kejahatan narkotika sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 (b) (1) NKB.
Melalui dokumen itulah, kedua pihak akan membahas persoalan yang lebih fokus terkait isu mengenai produksi, pembuatan dan peredaran narkotika jenis cannabis dan turunannya, opiate (termasuk heroin), kokain dan juga narkotika sintetis. Selain itu juga dibahas tentang trend penyalahgunaannya.
Kemudian, masalah diversi dari prekursor dan kimia. Dilanjut soal informasi statistik tentang situasi terkini negara masing-masing dan soal peraturan terkait kejahatan narkoba, serta alat hukum internasional yang ditandatangani dan diratifikasi kedua negara terkait topik ini.
VC yang digelar di BNN ini dihadiri sejumlah pejabat penting dari instansi terkait antara lain Dubes Meksiko di Jakarta, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan Ham, Kementerian Luar Negeri, dan Bea Cukai.
medcom.id, Jakarta: Indonesia dan Meksiko sudah menjalankan kemitraan di bidang penanggulangan masalah narkotika sejak lima tahun terakhir. Kerja sama dijalin Badan Narkotika Nasional dengan Kejaksaan Agung Meksiko (Procuraduría General de la República/PGR).
Kedua negara menuangkan butir-butir kerja sama secara mendetail dalam sebuah nota kesepahaman bersama (NKB/MoU) pada 3 November 2011. Menindaklanjuti NKB ini, kedua negara sepakat untuk menandatangani rencana aksi (
Plan of Action/POA).
PGR Meksiko menghendaki penandatanganan ini dilakukan di masing-masing negara dan setelah keduanya menandatangani, masing-masing pihak menerima
copy naskah rencana aksi. Draft POA sudah diterima BNN pada 13 Januari 2015. Pihak Meksiko juga meminta agar digelar video conference (VC) untuk membahas sejumlah poin penting terkait penanggulangan narkotika di negara masing-masing.
Sebagai respons konkretnya, BNN dan PGR Meksiko menggelar VC, Selasa 8 Desember 2015, hari ini. VC kali ini merupakan pertemuan kelompok kerja bilateral pertama, dan telah sesuai dengan Pasal 6 NKB yang menyebutkan pertemuan dapat dilaksanakan melalui VC atau di wilayah salah satu pihak.
Sebelum VC ini digelar, kedua negara juga sudah bertukar dokumen yang biasa disebut dengan dokumen 'Penilaian Nasional'. Dalam dinamikanya bisa diperbaharui jika memang dianggap perlu. Dokumen ini berisi tentang situasi negara masing-masing terkait kejahatan narkotika sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 (b) (1) NKB.
Melalui dokumen itulah, kedua pihak akan membahas persoalan yang lebih fokus terkait isu mengenai produksi, pembuatan dan peredaran narkotika jenis cannabis dan turunannya, opiate (termasuk heroin), kokain dan juga narkotika sintetis. Selain itu juga dibahas tentang trend penyalahgunaannya.
Kemudian, masalah diversi dari prekursor dan kimia. Dilanjut soal informasi statistik tentang situasi terkini negara masing-masing dan soal peraturan terkait kejahatan narkoba, serta alat hukum internasional yang ditandatangani dan diratifikasi kedua negara terkait topik ini.
VC yang digelar di BNN ini dihadiri sejumlah pejabat penting dari instansi terkait antara lain Dubes Meksiko di Jakarta, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan Ham, Kementerian Luar Negeri, dan Bea Cukai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TII)
