Patrialis Tergiur Diskon Rp1,2 Miliar

medcom.id, Jakarta: Mantan hakim konstitusi Patrialis Akbar menilai tuntutan tim jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi bersifat fiksi. KPK juga dianggap hendak menghancurkan reputasi Patrialis dengan menghadirkan Anggita Eka Putri, teman perempuan terdakwa, dalam persidangan kasus itu. Pernyataan tersebut dilontarkan Patrialis dalam sidang lanjutan dengan agenda pembacaan nota pembelaan (pleidoi) di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin 21 Agustus 2017. Patrialis merupakan terdakwa penerima suap untuk kasus pengurusan uji materi UU 41/2014 tentang Perubahan atas UU 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. "Hadirnya seorang wanita dalam kasus saya, sehingga cukup sempurna menghancurkan nama baik dan harkat martabat saya," ujar dia. Dalam tuntutan sebelumnya, Patrialis disebut menerima USD200 ribu atau setara Rp2 miliar dari terdakwa Basuki Hariman, importir daging selaku pemohon uji materi UU 41/2014. Ada dugaan Patrialis terbentur kebutuhan pelunasan satu unit Apartemen Casa Grande Residence senilai Rp2,2 miliar untuk Anggita. Patrialis menjelaskan alasan pembelian apartemen lantaran ada diskon Rp1,2 miliar jika konsumen bersedia membayar tunai, dari harga Rp3,4 miliar menjadi Rp2,2 miliar. Patrialis membantah tuduhan jaksa perihal informasi bahwa dirinya seolah-olah mengatakan kepada terdakwa Kamaludin akan memperjuangkan putusan uji materi UU 41/2014. "Dalam persidangan justru terungkap bahwa antara Basuki Hariman, NG Fenny, Kamaludin, dan saya tidak pernah sekali pun berbicara hadiah atau janji," kata dia. Namun, Patrialis mengaku sering memberikan rambu-rambu kepada Basuki, NG Fenny, dan Kamaludin. Secara terpisah, Kamaludin mengaku melibatkan Patrialis dalam pengurusan uji materi UU tersebut lantaran ada perintah dari Basuki, atasannya. Hal itu ditegaskan Kamaludin ketika membacakan pleidoinya di Pengadilan Tipikor Jakarta. (Media Indonesia)