medcom.id, Jakarta: Politikus Partai Golkar Setya Novanto akhirnya memenuhi pemeriksaan di Kejaksaan Agung. Novanto bakal diperiksa terkait kasus pemufakatan jahat yang menyeret nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Iya kemarin memang ada info bahwa Setnov akan hadir," kata Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Arminsyah di Kejaksaan Agung, Kamis (4/2/2016).
Novanto datang sekira pukul 08.00 WIB. Ia hadir dalam pemeriksaan saksi setelah mangkir dalam dua kali panggilan.
Kehadiran Novanto tidak diketahui awak media. Sebab sebelumnya dalam panggilan kedua mantan Ketua DPR itu meminta supaya pemeriksaan diundur dua minggu.
Terkait hal itu, kuasa hukum Novanto, Maqdir Ismail mengatakan Kejaksaan tidak mengizinkan.
"Harusnya kan dua minggu tapi tidak diizinkan. Infonya memang kemarin akan datang," ujar Maqdir saat dihubungi terpisah.
Diketahui, Kejaksaan Agung sudah dua kali memanggil Novanto. Pada panggilan pertama dia mangkir, sedangkan pada panggilan kedua Novanto meminta penjadwalan ulang.
medcom.id, Jakarta: Politikus Partai Golkar Setya Novanto akhirnya memenuhi pemeriksaan di Kejaksaan Agung. Novanto bakal diperiksa terkait kasus pemufakatan jahat yang menyeret nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Iya kemarin memang ada info bahwa Setnov akan hadir," kata Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Arminsyah di Kejaksaan Agung, Kamis (4/2/2016).
Novanto datang sekira pukul 08.00 WIB. Ia hadir dalam pemeriksaan saksi setelah mangkir dalam dua kali panggilan.
Kehadiran Novanto tidak diketahui awak media. Sebab sebelumnya dalam panggilan kedua mantan Ketua DPR itu meminta supaya pemeriksaan diundur dua minggu.
Terkait hal itu, kuasa hukum Novanto, Maqdir Ismail mengatakan Kejaksaan tidak mengizinkan.
"Harusnya kan dua minggu tapi tidak diizinkan. Infonya memang kemarin akan datang," ujar Maqdir saat dihubungi terpisah.
Diketahui, Kejaksaan Agung sudah dua kali memanggil Novanto. Pada panggilan pertama dia mangkir, sedangkan pada panggilan kedua Novanto meminta penjadwalan ulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
