Tangisan Sambo dan Putri di Persidangan Air Mata Buaya?

Jakarta: Psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyebut ada tiga kemungkinan motif dari tangisan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di persidangan. Keduanya diperiksa sebagai terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J). Ketiga jenis tangisan itu, pertama adalah tangisan yang keluar karena ada kelainan. Reza mengatakan ada kondisi mata orang tertentu yang gampang menangis.  "Jadi, (pada orang-orang tertentu) lebih mudah mengeluarkan air mata," kata Reza dalam program Medcom Hari Ini di Instagram TV Medcom.id, Rabu, 11 Januari 2023. Kedua, tangisan buaya. Tangisan pura-pura atau tangisan rekayasa. Dan ketiga, tangisan yang keluar seiring suasana batin. "Persoalannya, saya tak tahu terhadap (Ferdy) Sambo dan PC (Putri Candrawathi). Ketika mereka menangis, masuk kategori air mata mana?" kata Reza. Namun, tak berhenti di situ. Reza mengatakan ada anggota majelis hakim sidang yang bereaksi atas tangisan itu. Dan reaksi ini bisa menjadi jalan masuk untuk menafsirkan tangisan kedua terdakwa itu. "Tetapi, ada anggota majelis hakim yang dalam tanda petik agak nyinyir. 'Nanti kalau kamu nangis terus, Pak Hakim bisa nangis'," kata Reza menirukan anggota majelis hakim itu. Lewat reaksi anggota majelis hakim itu, Reza melihat majelis hakim tak sungguh-sungguh teryakinkan bahwa tangisan terdakwa adalah air mata yang mencerminkan isi hati.  "Jangan-jangan dipandang majelis hakim: Wah, ini air mata buaya nih. Air mata yang penuh dengan kepura-puraan. Terserah majelis hakim menilai seperti apa," kata Reza. Saksikan: Apakah Tangisan Sambo dan Putri Hanya Tangisan Buaya? Pada sidang kemarin, Hakim Anggota Morgan Simanjuntak menegur Putri Candrawathi karena kerap menangis saat memberi keterangan. Morgan meminta dia untuk berhenti. "Sudah, jangan menangis, yah," kata Morgan. Dia melanjutkan, "lama-lama hakimnya jadi ikut menangis." Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id