Jakarta: Direktur Rumah Sakit Medika Permata Hijau Jakarta, dokter Hafil Budianto mengaku mendapat laporan soal permintaan surat rawat terdakwa korupsi KTP berbasis elektronik (KTP-el) Setya Novanto. Permintaan surat rawat itu oleh mantan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi pada 16 November 2017.
Hafil yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara merintangi penyidikan kasus korupsi KTP elektronik dengan terdakwa Fredrich Yunadi itu mengatakan, saat itu dirinya sedang berada di Australia. Kemudian, dokter Alia menghubunginya dan menyampaikan soal permintaan surat rawat oleh Fredrich.
"Saya terima pesan WhatsApp bahwa ada yang perlu dibicarakan penting. Beliau (dokter Alia) katakan bahwa penasihat hukum Setya Novanto menghubunginya beliau dan minta perawatan Pak Setya Novanto," kata Hafil di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 26 April 2018.
Menurut dia, dokter Alia melaporkan sejumlah keanehan saat Novanto dirawat di RS Medika Permata Hijau. Pertama, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu langsung masuk IGD dan langsung dirawat.
Kemudian, keanehan lainnya yakni, yang menangani Novanto adalah dokter Bimanesh Sutarjo. Hafil mengaku baru mengetahuinya setelah melihat rekaman pemberitaan perawatan Novanto di Youtube.
Menurutnya, dua hal itu tidak wajar. Ia sebagai direktur pun ingin mendapatkan informasi langsung soal keberadaan Novanto di rumah sakitnya.
"Saya di luar negeri, jadi saya ingin mendapat informasi. Saya menghubungi dokter Alia, tapi tidak berhasil," ungkapnya.
Ia kemudian kembali ke tanah air pada 25 November 2017. Dua hari kemudian, ia baru ke rumah sakit.Sekembalinya ke rumah sakit, ia mendapat catatan dari manager umum terkait kronologi perawatan Setya Novanto. Saat itu, menurutnya, manager umum mengumpulkan semua pihak yang terkait dirawatnya Novanto di RS Medika Permata Hijau.
"Beliau kumpulkan semua yang terkait dan membuat catatan kronologi. Lalu saya pelajari. Ada 11 orang yang terkait. Intinya memberikan pernyataan apa yang terjadi," tegas dia.
Jakarta: Direktur Rumah Sakit Medika Permata Hijau Jakarta, dokter Hafil Budianto mengaku mendapat laporan soal permintaan surat rawat terdakwa korupsi KTP berbasis elektronik (KTP-el) Setya Novanto. Permintaan surat rawat itu oleh mantan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi pada 16 November 2017.
Hafil yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara merintangi penyidikan kasus korupsi KTP elektronik dengan terdakwa Fredrich Yunadi itu mengatakan, saat itu dirinya sedang berada di Australia. Kemudian, dokter Alia menghubunginya dan menyampaikan soal permintaan surat rawat oleh Fredrich.
"Saya terima pesan
WhatsApp bahwa ada yang perlu dibicarakan penting. Beliau (dokter Alia) katakan bahwa penasihat hukum Setya Novanto menghubunginya beliau dan minta perawatan Pak Setya Novanto," kata Hafil di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 26 April 2018.
Menurut dia, dokter Alia melaporkan sejumlah keanehan saat Novanto dirawat di RS Medika Permata Hijau. Pertama, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu langsung masuk IGD dan langsung dirawat.
Kemudian, keanehan lainnya yakni, yang menangani Novanto adalah dokter Bimanesh Sutarjo. Hafil mengaku baru mengetahuinya setelah melihat rekaman pemberitaan perawatan Novanto di Youtube.
Menurutnya, dua hal itu tidak wajar. Ia sebagai direktur pun ingin mendapatkan informasi langsung soal keberadaan Novanto di rumah sakitnya.
"Saya di luar negeri, jadi saya ingin mendapat informasi. Saya menghubungi dokter Alia, tapi tidak berhasil," ungkapnya.
Ia kemudian kembali ke tanah air pada 25 November 2017. Dua hari kemudian, ia baru ke rumah sakit.Sekembalinya ke rumah sakit, ia mendapat catatan dari manager umum terkait kronologi perawatan Setya Novanto. Saat itu, menurutnya, manager umum mengumpulkan semua pihak yang terkait dirawatnya Novanto di RS Medika Permata Hijau.
"Beliau kumpulkan semua yang terkait dan membuat catatan kronologi. Lalu saya pelajari. Ada 11 orang yang terkait. Intinya memberikan pernyataan apa yang terjadi," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)
