Jakarta: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berencana menarik pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gagal tes wawasan kebangsaan (TWK) ke instansinya. Mantan Komisioner KPK Saut Situmorang menilai Novel Baswedan dan kawan-kawan tetap bisa memberantas korupsi dengan menerima tawaran itu.
"Yang penting kerja-kerja, pemberantasan perilaku korup di negeri ini dilakukan dengan firm, itu bisa dilakukan di mana saja," kata Saut melalui keterangan tertulis, Kamis, 30 September 2021.
Namun, Saut menyebut keinginan ke-57 mantan pegawai KPK memberantas korupsi di Korps Bhayangkara bisa kandas bila penempatan tidak sesuai. Listyo diminta mengatur strategi penempatan dengan bijak.
"Kalau mereka akan ditempatkan sesuai kompetensi atau portofolionya," ujar Saut.
Saut menilai tawaran Listyo mementalkan label gagal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai. Dia menyebut status gagal TWK tak berlaku bila Polri menerima puluhan orang itu.
"Saya paham integritas pasukan tempur saya dengan baik, di mana mereka berada di jalan lurus membangun kebangsaan yang beradab, adil, dan jujur," tutur Saut.
Sementara itu, KPK lapang dada menerima tawaran Listyo. Lembaga Antikorupsi menegaskan tidak ada yang bermasalah dari TWK usai Listyo mau menarik pegawainya.
"KPK telah melaksanakannya berdasarkan dan mengikuti prosedur hukum yang diamanatkan oleh undang-undang dan peraturan pelaksananya," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melalui keterangan tertulis, Rabu, 29 September 2021.
Ghufron menyebut pelaksanaan TWK berdasarkan undang-undang yang berlaku. Dia menegaskan tidak ada kesalahan sepanjang alih status pegawai itu.
Ghufron juga membantah langkah Listyo mengartikan KPK lepas tangan dengan para pegawai. Dia menegaskan pimpinan KPK sudah berusaha menahan para pegawai, namun, tetap gagal.
Baca: KPK Harap Novel Baswedan Bikin Taring Polisi Tajam dalam Pemberantasan Korupsi
Jakarta:
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berencana menarik pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) gagal tes wawasan kebangsaan (TWK) ke instansinya. Mantan Komisioner KPK Saut Situmorang menilai Novel Baswedan dan kawan-kawan tetap bisa memberantas korupsi dengan menerima tawaran itu.
"Yang penting kerja-kerja, pemberantasan perilaku korup di negeri ini dilakukan dengan
firm, itu bisa dilakukan di mana saja," kata Saut melalui keterangan tertulis, Kamis, 30 September 2021.
Namun, Saut menyebut keinginan ke-57 mantan pegawai KPK memberantas korupsi di Korps Bhayangkara bisa kandas bila penempatan tidak sesuai. Listyo diminta mengatur strategi penempatan dengan bijak.
"Kalau mereka akan ditempatkan sesuai kompetensi atau portofolionya," ujar Saut.
Saut menilai tawaran Listyo mementalkan label gagal dalam
tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai. Dia menyebut status gagal TWK tak berlaku bila Polri menerima puluhan orang itu.
"Saya paham integritas pasukan tempur saya dengan baik, di mana mereka berada di jalan lurus membangun kebangsaan yang beradab, adil, dan jujur," tutur Saut.
Sementara itu, KPK lapang dada menerima tawaran Listyo. Lembaga Antikorupsi menegaskan tidak ada yang bermasalah dari TWK usai Listyo mau menarik pegawainya.
"KPK telah melaksanakannya berdasarkan dan mengikuti prosedur hukum yang diamanatkan oleh undang-undang dan peraturan pelaksananya," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melalui keterangan tertulis, Rabu, 29 September 2021.
Ghufron menyebut pelaksanaan TWK berdasarkan undang-undang yang berlaku. Dia menegaskan tidak ada kesalahan sepanjang alih status pegawai itu.
Ghufron juga membantah langkah Listyo mengartikan KPK lepas tangan dengan para pegawai. Dia menegaskan pimpinan KPK sudah berusaha menahan para pegawai, namun, tetap gagal.
Baca:
KPK Harap Novel Baswedan Bikin Taring Polisi Tajam dalam Pemberantasan Korupsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
