medcom.id, Jakarta: Kasus Panama Papers saat ini tengah menyorot perhatian dunia. Sejumlah kepala negara mengundurkan diri lantaran disebut-sebut ada dalam dokumen yang memperlihatkan skandal korupsi dan pengemplangan pajak.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Saut Situmorang mengatakan akan mempelajari dokumen Panama. Dia bilang, KPK akan menelusuri sejumlah nama Warga Negara Indonesia yang tercantum dalam Panama Papers. Dokumen Panama akan menjadi bahan rujukan KPK.
"Kita juga ada data siapa memiliki apa secara terbatas, bisa saja ini (Panama Papers) nanti dibandingkan," ujar Saut kepada wartawan, Kamis (7/4/2016).
Panama Papers berupa dokumen berukuran 2,6 terabyte yang memperlihatkan skandal korupsi dan pengemplangan pajak dari sejumlah tokoh dunia. Dokumen ini berasal dari sebuah perusahaan kecil bernama Mossack Fonseca yang bermarkas di Panama.
Panama Papers berhasil didapatkan seorang sumber anonim dari surat kabar Sueddeutsche Zeitung asal Jerman, yang kemudian dibagikan ke seluruh dunia oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ).
medcom.id, Jakarta: Kasus Panama Papers saat ini tengah menyorot perhatian dunia. Sejumlah kepala negara mengundurkan diri lantaran disebut-sebut ada dalam dokumen yang memperlihatkan skandal korupsi dan pengemplangan pajak.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Saut Situmorang mengatakan akan mempelajari dokumen Panama. Dia bilang, KPK akan menelusuri sejumlah nama Warga Negara Indonesia yang tercantum dalam Panama Papers. Dokumen Panama akan menjadi bahan rujukan KPK.
"Kita juga ada data siapa memiliki apa secara terbatas, bisa saja ini (Panama Papers) nanti dibandingkan," ujar Saut kepada wartawan, Kamis (7/4/2016).
Panama Papers berupa dokumen berukuran 2,6 terabyte yang memperlihatkan skandal korupsi dan pengemplangan pajak dari sejumlah tokoh dunia. Dokumen ini berasal dari sebuah perusahaan kecil bernama Mossack Fonseca yang bermarkas di Panama.
Panama Papers berhasil didapatkan seorang sumber anonim dari surat kabar Sueddeutsche Zeitung asal Jerman, yang kemudian dibagikan ke seluruh dunia oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)
