medcom.id, Jakarta: Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya masih menyelidiki penyebab kematian bayi Tiara Debora di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta Barat. Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan rutin dilakukan untuk menentukan pelanggaran RS Mitra Keluarga Kalideres.
"Hasil ini, tentu kita memohon pada pihak Kementerian Kesehatan untuk memberi guidance pada kita terkait hal apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah rumah sakit di dalam memberikan pelayanan pada orang yang hadir dalam bentuk kegawatdaruratan gitu ya," terang Direskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan saat dikonfirmasi, Senin 18 September 2017.
Adi menjelaskan, selain minta petunjuk Kementerian Kesehatan, penyidik juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI dan Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak. Penyidik juga meminta keterangan ahli untuk dijadikan tolak ukur.
Menurut Adi, koordinasi dengan sejumlah pihak dan pemeriksaan ahli bisa mematangkan penyelidikan. Adi yakin tidak akan ada kesalahan dalam proses penyelidikan melalui berbagai tahapan tersebut.
"Ini penting agar kita tahu SOP-nya, apakah setiap rumah sakit punya SOP, itu sudah dijalankan atau belum, itu semua muncul dari informasi keterangan dari pihak terkait, dinas kesehatan, dan ini kita sudah menjalin komunikasi untuk hal itu," jelas Adi.
Nyawa Bayi Debora tak tertolong akibat masalah administrasi. Ia terkatung-katung selama 7,5 jam. Tak jelas nasibnya sejak Minggu 3 September dini hari, Debora menghembuskan napas terakhir pukul 10.00 WIB.
medcom.id, Jakarta: Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya masih menyelidiki penyebab kematian bayi Tiara Debora di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta Barat. Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan rutin dilakukan untuk menentukan pelanggaran RS Mitra Keluarga Kalideres.
"Hasil ini, tentu kita memohon pada pihak Kementerian Kesehatan untuk memberi guidance pada kita terkait hal apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah rumah sakit di dalam memberikan pelayanan pada orang yang hadir dalam bentuk kegawatdaruratan gitu ya," terang Direskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan saat dikonfirmasi, Senin 18 September 2017.
Adi menjelaskan, selain minta petunjuk Kementerian Kesehatan, penyidik juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI dan Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak. Penyidik juga meminta keterangan ahli untuk dijadikan tolak ukur.
Menurut Adi, koordinasi dengan sejumlah pihak dan pemeriksaan ahli bisa mematangkan penyelidikan. Adi yakin tidak akan ada kesalahan dalam proses penyelidikan melalui berbagai tahapan tersebut.
"Ini penting agar kita tahu SOP-nya, apakah setiap rumah sakit punya SOP, itu sudah dijalankan atau belum, itu semua muncul dari informasi keterangan dari pihak terkait, dinas kesehatan, dan ini kita sudah menjalin komunikasi untuk hal itu," jelas Adi.
Nyawa Bayi Debora tak tertolong akibat masalah administrasi. Ia terkatung-katung selama 7,5 jam. Tak jelas nasibnya sejak Minggu 3 September dini hari, Debora menghembuskan napas terakhir pukul 10.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
