Sidik Jari Modal Bongkar Sosok Pelaku

Jakarta: Mabes Polri tengah mengejar identitas pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatra Utara. Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 dan Tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) diterjunkan ke lokasi. "Apabila sidik jari diambil dengan baik, pelaku memiliki e-KTP, data bisa tersambung dengan (data) dukcapil (kependudukan dan catatan sipil). Identitas bisa diketahui," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 13 November 2019. Menurut dia, polisi akan mengembangkan kasus ini. Pihaknya akan mencari tahu apakah pengantin bom itu ada di dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atau pelaku tunggal alias lone wolf. Selain itu, kata dia, Korps Bhayangkara juga bakal mempelajari senyawa yang ada di partikel-partikel bom. Senyawa itu dapat menjadi modal untuk mengetahui daya rusak bom yang dibawa pelaku. "Diuji apa high atau low explosive," ungkap jenderal bintang satu itu. Seperti diketahui, bom bunuh diri menghantam Polrestabes Medan. Pelaku menyusup dengan mengenakan jaket ojek daring. Dia dapat menembus gerbang saat warga ramai mendatangi Polrestabes Medan. Kala itu, masyarakat sedang mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) yang dibutuhkan untuk ikut seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Pelaku sempat berjalan sekitar 30 sampai 50 meter dari pintu gerbang Polrestabes Medan.  Pukul 08.45 WIB, bom yang dibawa pelaku meledak di halaman Polrestabes Medan. Peristiwa itu membuat enam orang luka ringan, sedangkan pelaku langsung tewas di tempat. Korban meliputi empat polisi, satu pegawai harian lepas, dan satu masyarakat.