medcom.id, Jakarta: Pihak kepolisian Daerah Meto Jaya mendeteksi adanya peran sebuah Universitas yang menelurkan nomor ijazah untuk diperjual belikan pada seseorang.
Direktur kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti mengatakan, untuk mencari Universitas yang menelurkan ijazah tersebut masih dilakukan penyelidikan dalam kasus ini.
"Kami mendeteksi ada beberapa Universitas yang menelurkan ijazah asli, terdata nomornya, namun orangnya tidak pernah sekolah disana. Nah ini yang sedang dikembangkan dan kami konsen dengan masalah ini karena kita tidak ingin budaya instan ini terjadi di Indonesia," kata Krishna dalam program Bincang Pagi Metro TV, Sabtu (6/6/2015) pagi.
Krishna menuturkan, modus peneluran ijazah tersebutlah yang sulit untuk dideteksi karena itu merupakan hal yang sah dalam kelembagaan.
"Dimana orang-orang tersebut tidak pernah sekolah tapi dia bisa dapat dari Universitas-universitas tertentu, jadi itu sah secara kelembagaan," paparnya.
Krishna kembali mengatakan, dalam kasus ijazah palsu ini memang telah terdeteksi dua modus. Modus lain adalah orang-orang yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan dan membuat ijazah palsu melalui jasa calo.
"Kami sudah mendeteksi ada dua modus dalam pembuatan ijazah ini, modus lain adalah orang-orang yang tidak pernah sekolah kemudian membuat ijazah dari para calo dan calo mencari pembuatnya dan ini percetakan manapun kalau dia tergiur dengan angka rupiah yang ditawarkan oleh calo dan dia juga punya keahlian maka dia bisa memproduksi ijazah bahkan penggunannya dari level SD, SMP, SMA hingga S2," tandasnya.
Sebelumnya Polda Metro Jaya menangkap Bad, 34, dan Kus, 52, di kawasan Jalan Raya Pramuka, Matraman, Jakarta Timur. Keduanya diduga pembuat ijazah palsu.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengungkapkan, penangkapan dilakukan lantaran ijazah palsu sudah membuat masyarakat resah.
medcom.id, Jakarta: Pihak kepolisian Daerah Meto Jaya mendeteksi adanya peran sebuah Universitas yang menelurkan nomor ijazah untuk diperjual belikan pada seseorang.
Direktur kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti mengatakan, untuk mencari Universitas yang menelurkan ijazah tersebut masih dilakukan penyelidikan dalam kasus ini.
"Kami mendeteksi ada beberapa Universitas yang menelurkan ijazah asli, terdata nomornya, namun orangnya tidak pernah sekolah disana. Nah ini yang sedang dikembangkan dan kami konsen dengan masalah ini karena kita tidak ingin budaya instan ini terjadi di Indonesia," kata Krishna dalam program Bincang Pagi Metro TV, Sabtu (6/6/2015) pagi.
Krishna menuturkan, modus peneluran ijazah tersebutlah yang sulit untuk dideteksi karena itu merupakan hal yang sah dalam kelembagaan.
"Dimana orang-orang tersebut tidak pernah sekolah tapi dia bisa dapat dari Universitas-universitas tertentu, jadi itu sah secara kelembagaan," paparnya.
Krishna kembali mengatakan, dalam kasus ijazah palsu ini memang telah terdeteksi dua modus. Modus lain adalah orang-orang yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan dan membuat ijazah palsu melalui jasa calo.
"Kami sudah mendeteksi ada dua modus dalam pembuatan ijazah ini, modus lain adalah orang-orang yang tidak pernah sekolah kemudian membuat ijazah dari para calo dan calo mencari pembuatnya dan ini percetakan manapun kalau dia tergiur dengan angka rupiah yang ditawarkan oleh calo dan dia juga punya keahlian maka dia bisa memproduksi ijazah bahkan penggunannya dari level SD, SMP, SMA hingga S2," tandasnya.
Sebelumnya Polda Metro Jaya menangkap Bad, 34, dan Kus, 52, di kawasan Jalan Raya Pramuka, Matraman, Jakarta Timur. Keduanya diduga pembuat ijazah palsu.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengungkapkan, penangkapan dilakukan lantaran ijazah palsu sudah membuat masyarakat resah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
