medcom.id, Jakarta: Sebayak 92 WN Tiongkok terlibat kejahatan siber digelandang ke Mapolda Metro Jaya. Mereka tiba di Polda Metro Jaya sekitar pukul 15.15 WIB menggunakan dua bus besar.
"Pelaku yang tiba hari ini hasil dari penggerebekan di tiga lokasi di Surabaya. Semuanya berjumlah 92 orang. 66 laki-laki dan 26 wanita. Polisi masih menunggu kloter dari Bali dan Pondok Indah. Semua akan dikumpulkan di Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Direktorat Kriminal Umum, Polda Metro Jaya, Minggu 30 Juli 2017.
WN Tiongkok tersebut diduga merupakan jaringan pelaku kejahatan siber yang melakukan penipuan dan pemerasan. Mereka menyasar warga negara di Tiongkok yang sedang terlibat masalah hukum.
"Mereka mengendalikan aksi kejahatannya dari Indonesia, tapi semua korbannya warga negara Tiongkok di Tiongkok. Modusnya mereka berpura-pura sebagai pengacara atau jaksa dan menjanjikan penuntasan kasus hukum kepada orang-orang yang sedang bermasalah hukum di sana," terang Argo.
Meskipun penggerebekan dilakukan di tiga lokasi berbeda di waktu yang bersamaan, jelasArgo, pihaknya belum bisa memastikan apakah mereka berasal dari jaringan yang sama.
"Nanti akan dikomunikasikan dengan Imigrasi. Sampai sekarang kita juga belum dapatkan paspor mereka," ujar Argo.
Sebelumnya, polisi melakukan penggerebekan di tiga lokasi berbeda, yaitu Surabaya, Bali, dan Jakarta Selatan.
medcom.id, Jakarta: Sebayak 92 WN Tiongkok terlibat kejahatan siber digelandang ke Mapolda Metro Jaya. Mereka tiba di Polda Metro Jaya sekitar pukul 15.15 WIB menggunakan dua bus besar.
"Pelaku yang tiba hari ini hasil dari penggerebekan di tiga lokasi di Surabaya. Semuanya berjumlah 92 orang. 66 laki-laki dan 26 wanita. Polisi masih menunggu kloter dari Bali dan Pondok Indah. Semua akan dikumpulkan di Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Direktorat Kriminal Umum, Polda Metro Jaya, Minggu 30 Juli 2017.
WN Tiongkok tersebut diduga merupakan jaringan pelaku kejahatan siber yang melakukan penipuan dan pemerasan. Mereka menyasar warga negara di Tiongkok yang sedang terlibat masalah hukum.
"Mereka mengendalikan aksi kejahatannya dari Indonesia, tapi semua korbannya warga negara Tiongkok di Tiongkok. Modusnya mereka berpura-pura sebagai pengacara atau jaksa dan menjanjikan penuntasan kasus hukum kepada orang-orang yang sedang bermasalah hukum di sana," terang Argo.
Meskipun penggerebekan dilakukan di tiga lokasi berbeda di waktu yang bersamaan, jelasArgo, pihaknya belum bisa memastikan apakah mereka berasal dari jaringan yang sama.
"Nanti akan dikomunikasikan dengan Imigrasi. Sampai sekarang kita juga belum dapatkan paspor mereka," ujar Argo.
Sebelumnya, polisi melakukan penggerebekan di tiga lokasi berbeda, yaitu Surabaya, Bali, dan Jakarta Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)
