Tangerang: Seluruh lapak pedagang daging di pasar tradisional dan modern di Kota Tangerang Selatan, Banten, menutup lapak mereka sebagai aksi protes pedagang dan pengusaha rumah potong hewan (RPH) atas kenaikan harga komoditas tersebut.
"Enggak ada yang jualan dari Senin (28 Februari) kemarin, kemungkinan bisa sampai Jumat (4 Maret)," kata pengelola Pasar Serpong, Alit Mintarya, Selasa, 1 Maret 2022.
Dia menerangkan, ada sekitar 40 pelapak daging di pasar Serpong. Seluruhnya memilih tidak berjualan sebagai bentuk protes pedagang dan solidaritas kepada usaha RPH.
Baca juga: Material Longsor di Talamau, Pasaman Barat Dibersihkan
"Sebenarnya mereka sudah ingin berjualan tapi dari RPH juga enggak melakukan pemotongan, enggak ada dagingnya," kata dia.
Sebelum memilih mogok jualan, para pelapak daging segar di Pasar Serpong mengakui biasa menjual daging sapi segar seharga Rp110 ribu sampai Rp120 ribu per kilogram.
"Terakhir mereka jual Rp110 ribu sampai Rp120 ribu. Sekarang kalau mereka harus menjual sampai Rp140 kan bingung. Mudah-mudahan segera ada solusi," ungkapnya.
Tangerang: Seluruh
lapak pedagang daging di pasar tradisional dan modern di Kota Tangerang Selatan, Banten, menutup lapak mereka sebagai aksi protes pedagang dan pengusaha rumah potong hewan (RPH) atas kenaikan harga komoditas tersebut.
"Enggak ada yang jualan dari Senin (28 Februari) kemarin, kemungkinan bisa sampai Jumat (4 Maret)," kata pengelola Pasar Serpong, Alit Mintarya, Selasa, 1 Maret 2022.
Dia menerangkan, ada sekitar 40 pelapak daging di pasar Serpong. Seluruhnya memilih tidak berjualan sebagai bentuk protes pedagang dan solidaritas kepada usaha RPH.
Baca juga:
Material Longsor di Talamau, Pasaman Barat Dibersihkan
"Sebenarnya mereka sudah ingin berjualan tapi dari RPH juga enggak melakukan pemotongan, enggak ada dagingnya," kata dia.
Sebelum memilih mogok jualan, para pelapak daging segar di Pasar Serpong mengakui biasa menjual daging sapi segar seharga Rp110 ribu sampai Rp120 ribu per kilogram.
"Terakhir mereka jual Rp110 ribu sampai Rp120 ribu. Sekarang kalau mereka harus menjual sampai Rp140 kan bingung. Mudah-mudahan segera ada solusi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
