medcom.id, Jayapura: Dua bocah, yakni Gision Yoman, 3, dan Onal Telenggen, 13, terluka lantaran menjadi korban pertikaian antar kelompok yang terjadi pada Jumat 18 Agustus 2018. Selain itu, sebanyak 11 warga Mulia, Jayapura, terluka karena pertikaian tersebut.
"Dua warga sipil yang terkena peluru dan serpihannya masih anak anak," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal, kepada Antara, di Jayapura, Jumat 18 Agustus 2017.
Dia menuturkan, bentrok antar kelompok masyarakat itu berawal dari kasus pencurian kayu bakar milik Nutea Wenda. Kemudian kayu curian tersebut dijual Bongkar Telenggen ke salah satu perusahaan di Mulia, yaitu PT Irwan. Nutea lantas melapor ke Polres Puncak Jaya, Mulia.
"Dapat laporan itu, polisi bersama Nutea didampingi temannya ke TKP dan membawa barang bukti berupa satu truk kayu bakar dan tersangka dibawa ke kantor polisi," terangnya.
Namun, saat proses hukum sedang berjalan, tetiba salah satu keluarga tersangka yang kala itu berada di luar kantor polisi menikam keluarga pemilik kayu. HIngga meletus bentrok antar dua kelompok tersebut.
"Polisi sudah mengamankan 41 orang untuk diperiksa terkait kasus penikaman," ujarnya.
Tak hanya mengamankan 41 orang yang merupakan keluarga pelaku pencurian kayu. Tapi pihaknya juga mengamankan puluhan senjata tradisional dan senjata tajam .
Selain korban luka tembak yang menimpa Gision dan Onal. Polisi juga mencatat korban dari pertikaian tersebut yakni Peipen Wonda, 30, mengalami luka tikam di punggung; Irkos Wonerengga, 35, luka panah di leher, Ainus Tabuni, 25, luka panah; Ominus Telenggen, 37, terkena serpihan peluru; Iteki Tabuni, 23, terkena serpihan peluru; Detenus Jikwa luka tembak; Yotinus Telenggen, 30, luka panah, Itenus Tabuni, 16, luka kena batu; Inungga Wonda, 30, luka tembak.
medcom.id, Jayapura: Dua bocah, yakni Gision Yoman, 3, dan Onal Telenggen, 13, terluka lantaran menjadi korban pertikaian antar kelompok yang terjadi pada Jumat 18 Agustus 2018. Selain itu, sebanyak 11 warga Mulia, Jayapura, terluka karena pertikaian tersebut.
"Dua warga sipil yang terkena peluru dan serpihannya masih anak anak," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal, kepada Antara, di Jayapura, Jumat 18 Agustus 2017.
Dia menuturkan, bentrok antar kelompok masyarakat itu berawal dari kasus pencurian kayu bakar milik Nutea Wenda. Kemudian kayu curian tersebut dijual Bongkar Telenggen ke salah satu perusahaan di Mulia, yaitu PT Irwan. Nutea lantas melapor ke Polres Puncak Jaya, Mulia.
"Dapat laporan itu, polisi bersama Nutea didampingi temannya ke TKP dan membawa barang bukti berupa satu truk kayu bakar dan tersangka dibawa ke kantor polisi," terangnya.
Namun, saat proses hukum sedang berjalan, tetiba salah satu keluarga tersangka yang kala itu berada di luar kantor polisi menikam keluarga pemilik kayu. HIngga meletus bentrok antar dua kelompok tersebut.
"Polisi sudah mengamankan 41 orang untuk diperiksa terkait kasus penikaman," ujarnya.
Tak hanya mengamankan 41 orang yang merupakan keluarga pelaku pencurian kayu. Tapi pihaknya juga mengamankan puluhan senjata tradisional dan senjata tajam .
Selain korban luka tembak yang menimpa Gision dan Onal. Polisi juga mencatat korban dari pertikaian tersebut yakni Peipen Wonda, 30, mengalami luka tikam di punggung; Irkos Wonerengga, 35, luka panah di leher, Ainus Tabuni, 25, luka panah; Ominus Telenggen, 37, terkena serpihan peluru; Iteki Tabuni, 23, terkena serpihan peluru; Detenus Jikwa luka tembak; Yotinus Telenggen, 30, luka panah, Itenus Tabuni, 16, luka kena batu; Inungga Wonda, 30, luka tembak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
