Mukomuko: Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mencatat sebanyak 608 warga yang tersebar di 15 kecamatan diduga terserang malaria sepanjang Januari-Juni 2020.
"Tapi selama enam bulan terakhir, hanya satu orang yang dinyatakan positif malaria berdasarkan hasil tes cepat atau rapid test dan uji laboratorium," kata Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Triono, Kamis, 23 Juli 2020.
Menurut Triono, selain satu orang tersebut, ratusan warga lainnya baru dicurigai terserang malaria. Pasalnya, ciri-ciri dan gejalanya sama dengan orang yang terserang malaria, hanya saja tidak ada pengujian sampel darah.
“Kemungkinan ada sejumlah warga setempat yang suspect berobat ke puskesmas tetapi hasil uji laboratoriumnya negatif karena warga telah minum obat malaria sebelumnya sehingga hasilnya tidak terpantau lagi,” ujar dia.
Baca juga: Positif Covid-19 di Sumut Bertambah 100 Kasus dalam Sehari
Ia mengatakan seharusnya warga yang baru merasakan sakit dengan gejala malaria seperti demam, menggigil, sakit kepala, hingga berkeringat lebih banyak dari biasanya dan lemas, langsung memeriksakan diri ke puskesmas untuk diambil sampel darahnya guna diuji di laboratorium.
Guna mencegah penyebaran yang semakin luas, imbuh Triono, instansinya melakukan beberapa kegiatan pencegahan. Seperti melaksanakan program jumantik dan survei vektor di sejumlah wilayah yang ditemukan kasus warga yang dicurigai terserang malaria.
"Petugas nanti melakukan survei ke lokasi yang paling banyak jumlah warga suspect malaria dan membagikan bubuk abate untuk genangan air di wilayah yang disurvei," jelasnya.
Selain itu, petugas dari Dinas Kesehatan juga akan melakukan penyemprotan lavarsida di bagian dalam rumah warga setempat yang positif terserang malaria, guna mencegah meluasnya penyebaran penyakit ini.
Mukomuko: Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mencatat sebanyak 608 warga yang tersebar di 15 kecamatan diduga terserang malaria sepanjang Januari-Juni 2020.
"Tapi selama enam bulan terakhir, hanya satu orang yang dinyatakan positif malaria berdasarkan hasil tes cepat atau rapid test dan uji laboratorium," kata Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Triono, Kamis, 23 Juli 2020.
Menurut Triono, selain satu orang tersebut, ratusan warga lainnya baru dicurigai terserang malaria. Pasalnya, ciri-ciri dan gejalanya sama dengan orang yang terserang malaria, hanya saja tidak ada pengujian sampel darah.
“Kemungkinan ada sejumlah warga setempat yang
suspect berobat ke puskesmas tetapi hasil uji laboratoriumnya negatif karena warga telah minum obat malaria sebelumnya sehingga hasilnya tidak terpantau lagi,” ujar dia.
Baca juga:
Positif Covid-19 di Sumut Bertambah 100 Kasus dalam Sehari
Ia mengatakan seharusnya warga yang baru merasakan sakit dengan gejala malaria seperti demam, menggigil, sakit kepala, hingga berkeringat lebih banyak dari biasanya dan lemas, langsung memeriksakan diri ke puskesmas untuk diambil sampel darahnya guna diuji di laboratorium.
Guna mencegah penyebaran yang semakin luas, imbuh Triono, instansinya melakukan beberapa kegiatan pencegahan. Seperti melaksanakan program jumantik dan survei vektor di sejumlah wilayah yang ditemukan kasus warga yang dicurigai terserang malaria.
"Petugas nanti melakukan survei ke lokasi yang paling banyak jumlah warga
suspect malaria dan membagikan bubuk abate untuk genangan air di wilayah yang disurvei," jelasnya.
Selain itu, petugas dari Dinas Kesehatan juga akan melakukan penyemprotan lavarsida di bagian dalam rumah warga setempat yang positif terserang malaria, guna mencegah meluasnya penyebaran penyakit ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
