Efek Kemarau, Permintaan Air Bersih di Ponorogo Mencapai 600 Ribu Liter per Hari
Antara • 31 Oktober 2023 09:06
Jatim: Permintaan air bersih masyarakat Ponorogo, Jawa Timur, pada musim kemarau mencapai 600 ribu liter per hari. Jumlah ini meningkat dari 200 ribu liter per hari.
"Ada peningkatan volume permintaan cukup signifikan dalam kurun dua bulan terakhir," kata Pembina BUMDes Bekiring, Agus Santoso di Ponorogo, Senin, 30 Oktober 2023.
Desa Bekiring merupakan salah satu desa di kaki Gunung Wilis yang menyediakan air bersih melimpah. Penjualan air bersih yang bersumber di kaki/lereng Gunung Wilis ini dikelola oleh BUMDes Bekiring.
Banyak truk tangki dari berbagai tempat, baik yang beroperasi di lingkup Ponorogo maupun luar daerah seperti Trenggalek, Madiun, Magetan hingga Kediri dan Blitar yang datang untuk membeli air bersih di sentra usaha layanan milik desa ini.
Ia mengatakan, permintaan hingga 600 ribu liter itu ada yang ke pelanggan tetap, tetapi ada juga untuk keperluan bantuan air bersih bagi daerah yang mengalami kekeringan.
Ia mengaku BUMDes yang didirikan pada 2018 tersebut sempat mengalami kewalahan dalam pendistribusian air bersih. Hal itu karena dalam sehari lebih dari 15 mobil tanki air yang lalu lalang mengisi di stasiun air milik desa tersebut.
"Tempat pengisian air ini milik desa, jadi kita kelola lewat BUMDes. Kita dirikan awal pada 2018, tapi belum maksimal, terus di akhir-akhir tahun ini kita maksimalkan," ucap dia.
Pihaknya juga mengatakan sejak awal musim kemarau yang terjadi pada pertengahan tahun ini, air bersih yang bersumber dari kaki Gunung Wilis selalu stabil. Selain itu, kualitas air yang dikeluarkan juga sama sama jernihnya dengan sumber mata air pada umumnya.
"Kalau debit airnya saya kira cukup, airnya juga bersih jernih dan deras," katanya.
Agus menambahkan melimpahnya air di desa tersebut karena oleh dipengaruhi faktor geografis, yakni selain berada di ketinggian, juga terjaganya hutan. Dia mengeklaim reboisasi dilaksanakan rutin tiap tahun guna melestarikan mata air.
"Air tidak habis walaupun diambil terus-terusan di musim kemarau. Karena memang wilayahnya masih asri," tutur dia.
Jatim: Permintaan air bersih masyarakat Ponorogo, Jawa Timur, pada musim kemarau mencapai 600 ribu liter per hari. Jumlah ini meningkat dari 200 ribu liter per hari.
"Ada peningkatan volume permintaan cukup signifikan dalam kurun dua bulan terakhir," kata Pembina BUMDes Bekiring, Agus Santoso di Ponorogo, Senin, 30 Oktober 2023.
Desa Bekiring merupakan salah satu desa di kaki Gunung Wilis yang menyediakan air bersih melimpah. Penjualan air bersih yang bersumber di kaki/lereng Gunung Wilis ini dikelola oleh BUMDes Bekiring.
Banyak truk tangki dari berbagai tempat, baik yang beroperasi di lingkup Ponorogo maupun luar daerah seperti Trenggalek, Madiun, Magetan hingga Kediri dan Blitar yang datang untuk membeli air bersih di sentra usaha layanan milik desa ini.
Ia mengatakan, permintaan hingga 600 ribu liter itu ada yang ke pelanggan tetap, tetapi ada juga untuk keperluan bantuan air bersih bagi daerah yang mengalami kekeringan.
Ia mengaku BUMDes yang didirikan pada 2018 tersebut sempat mengalami kewalahan dalam pendistribusian air bersih. Hal itu karena dalam sehari lebih dari 15 mobil tanki air yang lalu lalang mengisi di stasiun air milik desa tersebut.
"Tempat pengisian air ini milik desa, jadi kita kelola lewat BUMDes. Kita dirikan awal pada 2018, tapi belum maksimal, terus di akhir-akhir tahun ini kita maksimalkan," ucap dia.
Pihaknya juga mengatakan sejak awal musim kemarau yang terjadi pada pertengahan tahun ini, air bersih yang bersumber dari kaki Gunung Wilis selalu stabil. Selain itu, kualitas air yang dikeluarkan juga sama sama jernihnya dengan sumber mata air pada umumnya.
"Kalau debit airnya saya kira cukup, airnya juga bersih jernih dan deras," katanya.
Agus menambahkan melimpahnya air di desa tersebut karena oleh dipengaruhi faktor geografis, yakni selain berada di ketinggian, juga terjaganya hutan. Dia mengeklaim reboisasi dilaksanakan rutin tiap tahun guna melestarikan mata air.
"Air tidak habis walaupun diambil terus-terusan di musim kemarau. Karena memang wilayahnya masih asri," tutur dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)