medcom.id, Jakarta: Sebelum dilaporkan hilang pada 16 Mei lalu, wali kelas Angeline pernah menawarkan bocah 8 tahun itu tinggal di rumahnya. Sang wali kelas sedih dan prihatin melihat Angeline kerap murung.
"Ibu, maaf, tadi Angeline bilang mau tinggal sama ibu guru. Maaf, saya tawarin tinggal sama ibu guru, dia bilang mau," Putu Sri Wijayanti, wali kelas Angeline, menuturkan ulang permintaan hendak merawat Angeline kepada Margaret, pada program Primetime News Metro TV, Rabu (10/6/2015).
Margaret yang tak lain ibu angkat Angeline menyilakan, tapi ada syaratnya. "Boleh saja. Tapi, dia (Angeline-Red.) harus memberi makan ayam, anjing, dan kucing. Saya tidak tahu bahwa di rumah Angeline ada ayam, anjing, dan kucing. Saya mengetahui setelah Angeline hilang," ucapnya.
Saat bertemu dengan Margaret, Sri menuturkan, wajah Angeline terlihat agak gembira. "Pernah saya tanya Ageline, dia enggak mau jawab. Kenapa kamu kurus dan murung?" tanyanya.
Sri mengaku, pernah punya rencana mendatangi kediaman Angeline. Tapi, rencana tinggal rencana karena bocah itu keburu hilang. "Angeline sering terlambat sekolah, saya sudah sampaikan ke kepala sekolah," terangnya.
Jasad Angeline ditemukan dikubur di bawah kandang ayam di halaman belakang rumah Margaret. Belakangan, Agus--pekerja di rumah Margaret, mengaku, dialah yang mengubur bocah 8 tahun itu.
Siti Supura, aktivis perlindungan perempuan dan anak di Bali, mengatakan, Agus baru mengaku setelah jasad Angeline ditemukan. "Dia menguburkan Angeline atas perintah Margaret," kata aktivis yang biasa dipanggil Ipung, itu.
Pada 16 Mei 2015, Ipung mengulang pengakuan Agus, Angeline tengah menggambar di sebuah kamar. Margaret memanggil. Bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu pun berlari menuju kamar ibu angkatnya.
Selang 10 menit kemudian, Margaret berteriak menyebut-nyebut nama Angeline. Suaranya seperti meratapi sebuah penyesalan yang luar biasa.
medcom.id, Jakarta: Sebelum dilaporkan hilang pada 16 Mei lalu, wali kelas Angeline pernah menawarkan bocah 8 tahun itu tinggal di rumahnya. Sang wali kelas sedih dan prihatin melihat Angeline kerap murung.
"Ibu, maaf, tadi Angeline bilang mau tinggal sama ibu guru. Maaf, saya tawarin tinggal sama ibu guru, dia bilang mau," Putu Sri Wijayanti, wali kelas Angeline, menuturkan ulang permintaan hendak merawat Angeline kepada Margaret, pada program
Primetime News Metro TV, Rabu (10/6/2015).
Margaret yang tak lain ibu angkat Angeline menyilakan, tapi ada syaratnya. "Boleh saja. Tapi, dia (Angeline-Red.) harus memberi makan ayam, anjing, dan kucing. Saya tidak tahu bahwa di rumah Angeline ada ayam, anjing, dan kucing. Saya mengetahui setelah Angeline hilang," ucapnya.
Saat bertemu dengan Margaret, Sri menuturkan, wajah Angeline terlihat agak gembira. "Pernah saya tanya Ageline, dia enggak mau jawab. Kenapa kamu kurus dan murung?" tanyanya.
Sri mengaku, pernah punya rencana mendatangi kediaman Angeline. Tapi, rencana tinggal rencana karena bocah itu keburu hilang.
"Angeline sering terlambat sekolah, saya sudah sampaikan ke kepala sekolah," terangnya.
Jasad Angeline ditemukan dikubur di bawah kandang ayam di halaman belakang rumah Margaret. Belakangan, Agus--pekerja di rumah Margaret, mengaku, dialah yang mengubur bocah 8 tahun itu.
Siti Supura, aktivis perlindungan perempuan dan anak di Bali, mengatakan, Agus baru mengaku setelah jasad Angeline ditemukan. "Dia menguburkan Angeline atas perintah Margaret," kata aktivis yang biasa dipanggil Ipung, itu.
Pada 16 Mei 2015, Ipung mengulang pengakuan Agus, Angeline tengah menggambar di sebuah kamar. Margaret memanggil. Bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu pun berlari menuju kamar ibu angkatnya.
Selang 10 menit kemudian, Margaret berteriak menyebut-nyebut nama Angeline. Suaranya seperti meratapi sebuah penyesalan yang luar biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)
