Kepala Sekolah Jadi Tersangka Buntut Tewasnya Siswa saat MPLS

Jakarta: Kepala Sekolah SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi berinisial K ditetapkan sebagai tersangka terkait tewasnya MAP, 13, seorang peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolahnya.    Tersangka K dikenakan wajib lapor selama proses pemberkasan penyidikan dilakukan oleh polisi. K dinilai telah menyalahi sejumlah prosedur dalam kegiatan MPLS di sekolahnya, yakni berupa Masa Orientasi Pendidikan Kepramukaan (MOPK) yang berlokasi di luar sekolah.   Penetapan ini merujuk pada pedoman Permendikbud Nomor 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru, khususnya di pasal 9 ayat 2 dan 4.   “Dua ayat ini merupakan lanjutan dari penjelasan di pasal 1, yaitu sekolah wajib meminta izin secara tertulis, dan mendapatkan izin secara tertulis dari orang tua wali, calon peserta pengenalan anggota baru ekstrakurikuler,” kata Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede.   Lebih jelasnya Maruly menyebutkan K tidak melakukan pemetaan potensi kerawanan dan tidak membuat pemetaan penanganan risiko sesuai aturan dari Permendikbud tersebut. K juga tidak memberitahu pihak orang tua dan wali murid soal potensi bahaya dari kegiatan tersebut.   Tidak hanya itu, K juga diketahui tidak memberikan arahan kepada para pengajar untuk melaksanakan pengawasan MOPK, serta tidak mengecek siswa di setiap pos kegiatan MOPK.    “Ada beberapa perbuatan sesuai dengan alat bukti, saksi, surat petunjuk, dan keterangan tersangka, antara lain K tidak membuat susunan panitia pelaksanaan kegiatan MOPK,” ujar Maruly.    Dalam kasus ini penyidik Satreskrim Polres Sukabumi mengamankan sejumlah barang bukti berupa seragam yang digunakan korban saat ditemukan, sepasang sepatu korban, dan dokumen susunan kepanitiaan.     Sebelumnya pada Selasa pagi, 25 Juli 2023, anggota Satreskrim Polres Sukabumi membokar makam MAP untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab kematiannya usai ditemukan tenggelam.   MAP merupakan calon siswa baru kelas 7, SMPN 1 Ciambar yang mengikuti kegiatan sekolah berupa MPLS selama 4 hari, yakni Senin hingga Kamis di area sekolah.   Pada hari Sabtu, korban mengikuti rangkaian kegiatan sekolah yaitu hiking di dekat Sungai Cileuluy dan pada Sabtu sore korban ditemukan tewas mengambang masih menggunakan seragam sekolah.