Lebak: Kantor Kementerian Agama Lebak, Banten, hingga kini belum menemukan pondok pesantren (ponpes) yang terafiliasi dengan paham terorisme maupun radikal yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Sampai saat ini belum ada ponpes di sini yang terpapar terorisme dan radikalisme," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak H Badrusalam di Lebak, Rabu, 2 Februari 2022.
Kemenag Kabupaten Lebak hingga kini terus melakukan pembinaan kepada ponpes dengan melibatkan tenaga penyuluh agama di 28 kantor urusan agama (KUA) kecamatan.
"Kami di sini tidak ada ponpes yang terpapar karena mendalami ilmu alquran, kitab gundul, nahwu, hadis, fikih, bahasa Arab, akhlak, akidah, dan sejarah Islam," katanya.
Baca juga: Sowan ke Gus Baha, Ganjar: Pengajiannya Indah Ade
Untuk pencegahan terorisme dan radikalisme, kata dia, juga melibatkan semua elemen, seperti Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) dan Forum Lintas Agama.
Selain itu juga berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) di antaranya Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyah, Persis, dan tokoh agama.
Selama ini, kata dia, semua elemen berjalan baik, sehingga tidak ditemukan ponpes yang berafiliasi terorisme dan radikalisme.
"Kami mengapresiasi hingga kini tidak ada ponpes yang terpapar terorisme dan radikalisme," terang dia.
Baca juga: Tes Acak Antigen di Stasiun Bekasi, 4 Orang Positif Covid-19
Sementara itu, Kepala Seksi Pondok Pesantren Kementerian Agama Kabupaten Lebak Ajrum Firdaus mengatakan jumlah ponpes di daerah ini tercatat di Kabupaten Lebak sebanyak 2.132 dan tersebar di 28 kecamatan. Ia memastikan ponpes tersebutlebih mengedepankan pendidikan agama Islam dan tidak mengajarkan paham-paham kekerasan.
Sebagian besar pondok pesantren dibangun masyarakat juga dikelola secara tradisional atau salafiyah.
"Semua pembelajaran di pesantren salafiyah itu disampaikan seorang kiai juga ustaz yang sudah dipercaya keilmuannya oleh kiai," ujar Ajrum.
Ketua FSPP Kabupaten Lebak Ade Bujhaeremi menambahkan ponpes bagian terdepan untuk melawan kaum terorisme dan radikalisme, karena Islam mengajarkan kedamaian dan kecintaan pada sesama manusia hingga alam dan lingkungan.
"Semua pesantren di sini memperdalam ilmu-ilmu agama Islam yang benar dan tidak ada berafiliasi terorisme," imbuhnya.
Lebak: Kantor Kementerian Agama Lebak, Banten, hingga kini belum menemukan pondok pesantren (ponpes) yang terafiliasi dengan p
aham terorisme maupun radikal yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Sampai saat ini belum ada ponpes di sini yang terpapar terorisme dan radikalisme," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak H Badrusalam di Lebak, Rabu, 2 Februari 2022.
Kemenag Kabupaten Lebak hingga kini terus melakukan pembinaan kepada ponpes dengan melibatkan tenaga penyuluh agama di 28 kantor urusan agama (KUA) kecamatan.
"Kami di sini tidak ada ponpes yang terpapar karena mendalami ilmu alquran, kitab gundul, nahwu, hadis, fikih, bahasa Arab, akhlak, akidah, dan sejarah Islam," katanya.
Baca juga:
Sowan ke Gus Baha, Ganjar: Pengajiannya Indah Ade
Untuk pencegahan terorisme dan radikalisme, kata dia, juga melibatkan semua elemen, seperti Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) dan Forum Lintas Agama.
Selain itu juga berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) di antaranya Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyah, Persis, dan tokoh agama.
Selama ini, kata dia, semua elemen berjalan baik, sehingga tidak ditemukan ponpes yang berafiliasi terorisme dan radikalisme.
"Kami mengapresiasi hingga kini tidak ada ponpes yang terpapar terorisme dan radikalisme," terang dia.
Baca juga:
Tes Acak Antigen di Stasiun Bekasi, 4 Orang Positif Covid-19
Sementara itu, Kepala Seksi Pondok Pesantren Kementerian Agama Kabupaten Lebak Ajrum Firdaus mengatakan jumlah ponpes di daerah ini tercatat di Kabupaten Lebak sebanyak 2.132 dan tersebar di 28 kecamatan. Ia memastikan ponpes tersebutlebih mengedepankan pendidikan agama Islam dan tidak mengajarkan paham-paham kekerasan.
Sebagian besar pondok pesantren dibangun masyarakat juga dikelola secara tradisional atau salafiyah.
"Semua pembelajaran di pesantren salafiyah itu disampaikan seorang kiai juga ustaz yang sudah dipercaya keilmuannya oleh kiai," ujar Ajrum.
Ketua FSPP Kabupaten Lebak Ade Bujhaeremi menambahkan ponpes bagian terdepan untuk melawan kaum terorisme dan radikalisme, karena Islam mengajarkan kedamaian dan kecintaan pada sesama manusia hingga alam dan lingkungan.
"Semua pesantren di sini memperdalam ilmu-ilmu agama Islam yang benar dan tidak ada berafiliasi terorisme," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)