Garut: Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, seluruh korban pemerkosaan pimpinan Pondok Pesantren Manarul Huda Antapani, Herry Wirawan ,36, termasuk bayi yang telah dilahirkan sudah ditangani. Kini, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak kembali terjadi.
"Korban sudah diurus semua termasuk untuk pendidikannya. Anak-anak, bayi semua sedang diurus dan sudah aman insyaallah," kata Ridwan Kamil, di Garut, Jawa Barat, Sabtu, 11 Desember 2021.
Emil -sapaanya- mengatakan, untuk antisipasi Pemprov Jawa Barat telah koordinasi dengan Kementerian Agama. Terutama, kata dia, perihal urusan izin dan pengawasan oleh Kementerian Agama.
"Rekan-rekan media harus paham dan urusan pesantren itu izin dan pengawasannya dari Kementerian agama, jadi kita koordinasikan," ujarnya.
Baca: Oknum Polisi di Riau Intimidasi Korban Perkosaan, Ini Nasibnya Sekarang
Dia menerangkan, kewenangan Pemprov Jabar untuk pendidikan ada di sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Dia meminta harus ada pengawasan lebih kuat.
"Saya sudah menyampaikan ke Kementerian Agama agar harus ada pengawasan lebih kuat supaya tidak merusak nama pesantren yang sudah baik, yang umurnya sudah puluhan bahkan ratusan tahun tidak rusak," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, mengatakan anak-anak yang menjadi korban pemerkosaan Herry Wirawan mencapai 21 orang. Untuk 11 korban dari Kabupaten Garut diperkosa sejak usia 13 tahun.
"Seluruh korban sudah melahirkan dan terakhir melahirkan itu berusia 14 tahun di bulan November. Jadi dari 11 korban, ada delapan anak dilahirkan dari Garut dan ada juga satu korban melahirkan dua kali termasuk semua bayi ada di ibunya," katanya.
Garut: Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, seluruh korban
pemerkosaan pimpinan Pondok Pesantren Manarul Huda Antapani, Herry Wirawan ,36, termasuk bayi yang telah dilahirkan sudah ditangani. Kini, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak kembali terjadi.
"Korban sudah diurus semua termasuk untuk pendidikannya. Anak-anak, bayi semua sedang diurus dan sudah aman
insyaallah," kata Ridwan Kamil, di Garut, Jawa Barat, Sabtu, 11 Desember 2021.
Emil -sapaanya- mengatakan, untuk antisipasi Pemprov Jawa Barat telah koordinasi dengan Kementerian Agama. Terutama, kata dia, perihal urusan izin dan pengawasan oleh Kementerian Agama.
"Rekan-rekan media harus paham dan urusan pesantren itu izin dan pengawasannya dari Kementerian agama, jadi kita koordinasikan," ujarnya.
Baca: Oknum Polisi di Riau Intimidasi Korban Perkosaan, Ini Nasibnya Sekarang
Dia menerangkan, kewenangan Pemprov Jabar untuk pendidikan ada di sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Dia meminta harus ada pengawasan lebih kuat.
"Saya sudah menyampaikan ke Kementerian Agama agar harus ada pengawasan lebih kuat supaya tidak merusak nama pesantren yang sudah baik, yang umurnya sudah puluhan bahkan ratusan tahun tidak rusak," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, mengatakan anak-anak yang menjadi korban pemerkosaan Herry Wirawan mencapai 21 orang. Untuk 11 korban dari Kabupaten Garut diperkosa sejak usia 13 tahun.
"Seluruh korban sudah melahirkan dan terakhir melahirkan itu berusia 14 tahun di bulan November. Jadi dari 11 korban, ada delapan anak dilahirkan dari Garut dan ada juga satu korban melahirkan dua kali termasuk semua bayi ada di ibunya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
