medcom.id, Pangandaran: Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, lahir dan besar di Pangandaran, Jawa Barat. Perempuan 50 tahun itu menjadi pengusaha sukses setelah berjibaku menjadi bakul ikan di Pantai Pangandaran.
Sejak dulu, Susi terkenal gigih. Dia pun banyak menorehkan prestasi yang cukup membanggakan bagi teman-temannya. Termasuk teman-teman seprofesinya dulu, bakul ikan.
Salah satu teman Susi yang masih menjadi bakul ikan adalah Ponirah, 50. Warga Dusun Karangsalam, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, itu mengaku teman sepermainan Susi sejak SD hingga SMP. Dia juga mengklaim membantu Susi kala mengawali usaha sebagai bakul ikan.
"Waktu kecil, saya pernah membantu dia menjadi bakul ikan dan mengantarkan Susi berangkat ke SDN 8 Pangandaran. Karena, waktu itu, Haji Karlan (alm) mengangkat saya sebagai anak angkat untuk menemani sekolah dan sebagai teman bermain (Susi)," kenang Ponirah.
Rustam Effendi, 61, juga teman Susi kala bocah. Kini, dia ditunjuk sebagai penanggung jawab hasil laut PT Asih Pudjiastuti Merin, perusahaan olahan hasil laut milik Susi.
Semasa kecil, kata Rudi, Susi memang sering dibantu teman-teman SD dan SMP saat menjadi bakul ikan di Pantai Timur Pangandaran. "Ayahnya sebagai pekerja keras dan pintar dalam bekerja, hingga darah dagingnya mengalir menjadikan Susi sebagai pekerja keras pantang menyerah," kata Rudi di kantornya, Jalan Merdeka, Nomor 312, Pangandaran, Rabu (29/10/2014).
Susi memang berhenti sekolah di kelas 2 SMA. Namun, sepengetahuan Rustam, Susi selalu mendapatkan ranking pertama saat menempuh pendidikan di SD hingga SMP.
Cikal dari empat bersaudara bernama H. Karlan dan Hj. Suwuh itu lantas serius berbisnis. Dia memulainya dari nol. Padahal, ayahnya sempat memberikan modal agar Susi mengembangkan usahanya hingga bisa berjualan ikan secara keliling.
Dasar Susi keras kepala, uang itu ditampiknya. "Susi adalah anak yang paling susah diatur daripada ketiga saudara laki-lakinya. Namun, Susi paling gigih dalam berusaha dan mampu menjadi orang sukses di bidang usahanya," ujar Rustam.
Gelora usaha yang tak pernah surut membuat Susi terus mengolah otak agar usahanya terus berkembang. Hasilnya pun mengejutkan. Dia mampu menjadi orang sukses dengan mendirikan perusahaan ekspor hasil laut.
Bahkan, Susi bergelimang kala krisis moneter menerjang Indonesia pada 1997-1998. "Di saat Indonesia mengalami keterpurukan akibat moneter, usaha Susi terus melejit hingga memiliki perusahaan seafood di beberapa daerah di Indonesia," kata Rustam.
Usaha Susi menggurita ke sektor lain. Yang bikin dia kesohor adalah penerbangan perintis. Bisnis itu dia seriuskan kala pesawat Cessna Caravan satu-satunya milik PT ASI menjadi kendaraan pertama yang mencapai pelosok Aceh usai gempa bumi 2004 meluluhlantakkan Serambi Mekah. Maskapainya diberi nama Susi Air.
Atas keberhasilannya membangun karir, Susi diganjar berbagai pernghargaan. Dia dinobatkan sebagai Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia.
Tahun 2006, Susi juga menerima Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009.
medcom.id, Pangandaran: Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, lahir dan besar di Pangandaran, Jawa Barat. Perempuan 50 tahun itu menjadi pengusaha sukses setelah berjibaku menjadi bakul ikan di Pantai Pangandaran.
Sejak dulu, Susi terkenal gigih. Dia pun banyak menorehkan prestasi yang cukup membanggakan bagi teman-temannya. Termasuk teman-teman seprofesinya dulu, bakul ikan.
Salah satu teman Susi yang masih menjadi bakul ikan adalah Ponirah, 50. Warga Dusun Karangsalam, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, itu mengaku teman sepermainan Susi sejak SD hingga SMP. Dia juga mengklaim membantu Susi kala mengawali usaha sebagai bakul ikan.
"Waktu kecil, saya pernah membantu dia menjadi bakul ikan dan mengantarkan Susi berangkat ke SDN 8 Pangandaran. Karena, waktu itu, Haji Karlan (alm) mengangkat saya sebagai anak angkat untuk menemani sekolah dan sebagai teman bermain (Susi)," kenang Ponirah.
Rustam Effendi, 61, juga teman Susi kala bocah. Kini, dia ditunjuk sebagai penanggung jawab hasil laut PT Asih Pudjiastuti Merin, perusahaan olahan hasil laut milik Susi.
Semasa kecil, kata Rudi, Susi memang sering dibantu teman-teman SD dan SMP saat menjadi bakul ikan di Pantai Timur Pangandaran. "Ayahnya sebagai pekerja keras dan pintar dalam bekerja, hingga darah dagingnya mengalir menjadikan Susi sebagai pekerja keras pantang menyerah," kata Rudi di kantornya, Jalan Merdeka, Nomor 312, Pangandaran, Rabu (29/10/2014).
Susi memang berhenti sekolah di kelas 2 SMA. Namun, sepengetahuan Rustam, Susi selalu mendapatkan ranking pertama saat menempuh pendidikan di SD hingga SMP.
Cikal dari empat bersaudara bernama H. Karlan dan Hj. Suwuh itu lantas serius berbisnis. Dia memulainya dari nol. Padahal, ayahnya sempat memberikan modal agar Susi mengembangkan usahanya hingga bisa berjualan ikan secara keliling.
Dasar Susi keras kepala, uang itu ditampiknya. "Susi adalah anak yang paling susah diatur daripada ketiga saudara laki-lakinya. Namun, Susi paling gigih dalam berusaha dan mampu menjadi orang sukses di bidang usahanya," ujar Rustam.
Gelora usaha yang tak pernah surut membuat Susi terus mengolah otak agar usahanya terus berkembang. Hasilnya pun mengejutkan. Dia mampu menjadi orang sukses dengan mendirikan perusahaan ekspor hasil laut.
Bahkan, Susi bergelimang kala krisis moneter menerjang Indonesia pada 1997-1998. "Di saat Indonesia mengalami keterpurukan akibat moneter, usaha Susi terus melejit hingga memiliki perusahaan seafood di beberapa daerah di Indonesia," kata Rustam.
Usaha Susi menggurita ke sektor lain. Yang bikin dia kesohor adalah penerbangan perintis. Bisnis itu dia seriuskan kala pesawat Cessna Caravan satu-satunya milik PT ASI menjadi kendaraan pertama yang mencapai pelosok Aceh usai gempa bumi 2004 meluluhlantakkan Serambi Mekah. Maskapainya diberi nama Susi Air.
Atas keberhasilannya membangun karir, Susi diganjar berbagai pernghargaan. Dia dinobatkan sebagai Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia.
Tahun 2006, Susi juga menerima Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)
