Surabaya: Sebanyak 4.136 sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB di Jawa Timur sudah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Hal ini dilakukan seiring berubahnya Jatim menjadi level 1 menurut asesmen Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Sudah 100% PTM digelar di Jatim," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Wahid Wahyudi, saat dikonfirmasi, Senin, 20 September 2021.
Baca: Pengunjung Mal Positif Covid-19, Pemkot Bandung Pertanyakan Kinerja Satgas
Wahid mengaku sudah mengevaluasi PTM terbatas di Jatim. Pertama sekolah melakukan hybrid learning, yaitu perpaduan luring dan daring. Kemudian menambah estimasi waktu PTM melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Karena PTM hanya dua jam, maka kekurangan ditambahi pada pembelajaran jarak jauh. Setelah pulang sekolah mengikuti PTM, di rumah mengikuti PJJ," jelasnya.
Wahid mengatakan sudah banyak sekolah di Jatim yang memanfatakan teknologi digital. Sehingga memungkinkan PTM di kelas, bisa diikuti secara langsung oleh siswa yang mengikuti PJJ dari rumah.
"Bahkan siswa bisa berinteraksi dan bertanya dengan guru dan berinteraksi dengan teman-temannya yang melkaukan PTM di sekolah," ungkapnya.
Sementara dalam penerapan PTM ini, lanjut Wahid, masih terdapat siswa yang tidak langsung pulang alias nongkrong ke warung dan cafe usai sekolah. Wahid pun menginstruksikan ke para kepala sekolah agar memberikan himbauan kepada siswa untuk langsung pulang setelah selesai PTM.
"Dan pada beberapa jam berikutnya ada PJJ. Sehingga keberadaan siswa termonitor," ujarnya.
Surabaya: Sebanyak 4.136 sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB di Jawa Timur sudah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (
PTM). Hal ini dilakukan seiring berubahnya Jatim menjadi level 1 menurut asesmen Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Sudah 100% PTM digelar di Jatim," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Wahid Wahyudi, saat dikonfirmasi, Senin, 20 September 2021.
Baca:
Pengunjung Mal Positif Covid-19, Pemkot Bandung Pertanyakan Kinerja Satgas
Wahid mengaku sudah mengevaluasi PTM terbatas di Jatim. Pertama sekolah melakukan hybrid learning, yaitu perpaduan luring dan daring. Kemudian menambah estimasi waktu PTM melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Karena PTM hanya dua jam, maka kekurangan ditambahi pada pembelajaran jarak jauh. Setelah pulang sekolah mengikuti PTM, di rumah mengikuti PJJ," jelasnya.
Wahid mengatakan sudah banyak sekolah di Jatim yang memanfatakan teknologi digital. Sehingga memungkinkan PTM di kelas, bisa diikuti secara langsung oleh siswa yang mengikuti PJJ dari rumah.
"Bahkan siswa bisa berinteraksi dan bertanya dengan guru dan berinteraksi dengan teman-temannya yang melkaukan PTM di sekolah," ungkapnya.
Sementara dalam penerapan PTM ini, lanjut Wahid, masih terdapat siswa yang tidak langsung pulang alias nongkrong ke warung dan cafe usai sekolah. Wahid pun menginstruksikan ke para kepala sekolah agar memberikan himbauan kepada siswa untuk langsung pulang setelah selesai PTM.
"Dan pada beberapa jam berikutnya ada PJJ. Sehingga keberadaan siswa termonitor," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
