medcom.id, Tebing Tinggi: Pemerintah telah menyalurkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) kepada 15,5 juta keluarga miskin di seluruh wilayah Indonesia. Namun masih banyak warga miskin di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, yang tidak menerima dana kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.
Penyaluran dana PSKS di Tebing Tinggi sudah dilakukan sejak Senin, 24 November 2014. Para penerima pun harus mengantre di kantor pos untuk mencairkan dana sebesar Rp400 ribu.
Walau dana PSKS diperuntukkan bagi warga miskin, namun pada hari ini di Kantor Pos Tebing Tinggi, Kamis (27/11/2014), masih terlihat sejumlah warga yang menggunakan perhiasan emas yang mencolok ikut mengantre pencairan dana tersebut.
Berdasarkan data yang ada, jumlah penerima dana PSKS di Tebing Tinggi sebanyak 7.435 kepala keluarga. Setiap kepala keluarga menerima dana sebesar Rp400 untuk bulan November dan Desember.
Namun hal berbeda dialami Rosliana, warga Kelurahan Brohol, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi. Wanita berusia 60 tahun yang hidup sebatang kara itu malah tidak terdaftar sebagai penerima dana PSKS.
Rosliana yang tinggal di gubuk berukuran 3x4 meter, sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Dari hasil memulung ia hanya dapat memperoleh uang Rp10 ribu-Rp15 ribu per hari.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rosliana terkadang mendapat bantuan dari para tetangga yang iba kepadanya. Namun Rosliana mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah, baik itu bantuan beras untuk warga miskin maupun bantuan uang tunai yang kerap digulirkan pemerintah saat penaikkan harga BBM bersubsidi.
Rosliana adalah satu dari sekian banyak warga miskin yang luput dari perhatian pemerintah. Akankah program untuk warga miskin yang diluncurkan Presiden Joko Widodo mampu menjangkau para warga miskin seperti Rosliana?
medcom.id, Tebing Tinggi: Pemerintah telah menyalurkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) kepada 15,5 juta keluarga miskin di seluruh wilayah Indonesia. Namun masih banyak warga miskin di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, yang tidak menerima dana kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.
Penyaluran dana PSKS di Tebing Tinggi sudah dilakukan sejak Senin, 24 November 2014. Para penerima pun harus mengantre di kantor pos untuk mencairkan dana sebesar Rp400 ribu.
Walau dana PSKS diperuntukkan bagi warga miskin, namun pada hari ini di Kantor Pos Tebing Tinggi, Kamis (27/11/2014), masih terlihat sejumlah warga yang menggunakan perhiasan emas yang mencolok ikut mengantre pencairan dana tersebut.
Berdasarkan data yang ada, jumlah penerima dana PSKS di Tebing Tinggi sebanyak 7.435 kepala keluarga. Setiap kepala keluarga menerima dana sebesar Rp400 untuk bulan November dan Desember.
Namun hal berbeda dialami Rosliana, warga Kelurahan Brohol, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi. Wanita berusia 60 tahun yang hidup sebatang kara itu malah tidak terdaftar sebagai penerima dana PSKS.
Rosliana yang tinggal di gubuk berukuran 3x4 meter, sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Dari hasil memulung ia hanya dapat memperoleh uang Rp10 ribu-Rp15 ribu per hari.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rosliana terkadang mendapat bantuan dari para tetangga yang iba kepadanya. Namun Rosliana mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah, baik itu bantuan beras untuk warga miskin maupun bantuan uang tunai yang kerap digulirkan pemerintah saat penaikkan harga BBM bersubsidi.
Rosliana adalah satu dari sekian banyak warga miskin yang luput dari perhatian pemerintah. Akankah program untuk warga miskin yang diluncurkan Presiden Joko Widodo mampu menjangkau para warga miskin seperti Rosliana?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)
