Kenaikan UMK di Bantul Diperkirakan Rp140.390

Bantul: Upah minimum kabupaten (UMK) Bantul bakal mengalami kenaikan. Angkanya diperkirakan Rp140.390.  "Angka kenaikan (UMK) ditetapkan di atas KHL (kebutuhan hidup layak)," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul, Sulistyanto pada Kamis, 31 Oktober 2019.  Pihaknya sudah melakukan survei KHL. Dia mengaku survei dilakukan dengan akademisi, perwakilan buruh, badan statistik, dan pengusaha.    Dia mengungkap hasil survei menunjukkan besaran kenaikan UMK lebih tinggi ketimbang hasil survei KHL Dewan Pengupahan Kabupaten. Namun dia enggan menyebut nominal. Sulistyanto menolak menyebutkan usulan kenaikan UMK tahun 2020 yang diajukan ke Gubernur DIY lewat Bupati Bantul, Suharsono. Ia menyatakan kenaikan UMK salah satunya mengacu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.  Di dalam PP itu dijelaskan soal kebaikan upah dihitung dengan pertimbangan penambahan inflasi serta pertumbuhan domestik bruto (PDB). Ada pun PDB tahun ini ditetapkan pada angka 8,51. Hal itu lantas dikalikan dengan upah tahun berjalan.  UMK Bantul 2019 sebesar Rp1.649.800. Apabila dikalikan 8,51 maka angka kenaikan UMK diperkirakan Rp140.390.  Sulistyanto memenolak menyebutkan nominal usulan kenaikan UMK. Dia mengatakan jumlah UMK 2020 masih berada di angka Rp1,6 juta.  "Keputusan menaikan upah (UMK) ada di gubernur. Setelah jadi SK (surat keputusan) Gubernur baru kami sampaikan," ucap antan kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian Bantul ini.  Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Bantul, Ponijan, mengatakan kenaikan UMK seharusnya bisa menjadi sekitar Rp2 juta. Meski sudah melakukan survei, Ponijan menyatakan tak bisa berbuat banyak soal kenaikan UMK tahun depan.  "Harapan kami UMK Bantul tetap ada kenaikan, menjadi Rp2 juta," ungkapnya.