Lampung: Sebanyak empat narapidana di Lampung kembali berulah dengan melakukan penipuan modus transfer palsu dari dalam rumah tahanan. Pelaku melakukan penipuan dengan modus bukti transfer palsu.
Modus yang digunakan pelaku adalah dengan berpura-pura membeli beras dalam jumlah besar dari beberapa toko. Kemudian pelaku mengirimkan bukti transfer yang telah dimodifikasi atau dipalsukan.
Kapolres Pringsewu, AKBP Yunus Saputra, mengungkapkan bahwa total korban penipuan ini mencapai empat toko beras di wilayah Pringsewu. Diduga masih ada korban lain yang belum melapor.
Otak pelaku penipuan ini adalah Arif Mustofa, sedangkan tiga rekannya memiliki peran masing-masing, seperti memodifikasi dan memalsukan bukti transfer serta meyakinkan korban melalui sambungan telepon.
"Keempat pelaku dijerat dengan Pasal 378 KUHP dan Pasal 35 Undang-Undang ITE," ujar AKBP Yunus dikutip dari Metro Siang di Metro TV, Selasa, 10 September 2024.
Kasus ini terungkap berkat kerjasama antara Polres Pringsewu dan Urusan Kelas 2B Agung Tanggamus.
"Kami menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika bertransaksi lewat teknologi elektronik," imbau AKBP Yunus.
Modus yang digunakan para pelaku adalah dengan melakukan penipuan pembelian beras ke beberapa toko melalui media sosial. Mereka kemudian melakukan transaksi palsu dengan mengirimkan bukti transfer yang telah dimodifikasi kepada pemilik toko. Bukti transfer tersebut tampak seperti asli, sehingga meyakinkan para korban.
Polres Pringsewu terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini lebih lanjut dan mencegah terulangnya kejadian serupa. (Laura Oktaviani)
Lampung: Sebanyak empat narapidana di Lampung kembali berulah dengan melakukan penipuan modus transfer palsu dari dalam rumah tahanan. Pelaku melakukan penipuan dengan modus bukti transfer palsu.
Modus yang digunakan pelaku adalah dengan berpura-pura membeli beras dalam jumlah besar dari beberapa toko. Kemudian pelaku mengirimkan bukti transfer yang telah dimodifikasi atau dipalsukan.
Kapolres Pringsewu, AKBP Yunus Saputra, mengungkapkan bahwa total korban penipuan ini mencapai empat toko beras di wilayah Pringsewu. Diduga masih ada korban lain yang belum melapor.
Otak pelaku penipuan ini adalah Arif Mustofa, sedangkan tiga rekannya memiliki peran masing-masing, seperti memodifikasi dan memalsukan bukti transfer serta meyakinkan korban melalui sambungan telepon.
"Keempat pelaku dijerat dengan Pasal 378 KUHP dan Pasal 35 Undang-Undang ITE," ujar AKBP Yunus dikutip dari Metro Siang di
Metro TV, Selasa, 10 September 2024.
Kasus ini terungkap berkat kerjasama antara Polres Pringsewu dan Urusan Kelas 2B Agung Tanggamus.
"Kami menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika bertransaksi lewat teknologi elektronik," imbau AKBP Yunus.
Modus yang digunakan para pelaku adalah dengan melakukan penipuan pembelian beras ke beberapa toko melalui media sosial. Mereka kemudian melakukan transaksi palsu dengan mengirimkan bukti transfer yang telah dimodifikasi kepada pemilik toko. Bukti transfer tersebut tampak seperti asli, sehingga meyakinkan para korban.
Polres Pringsewu terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini lebih lanjut dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
(Laura Oktaviani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
