Mataram: Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, Nusa Tenggara Barat, menemukan kerupuk tempe mengandung bahan berbahaya jenis boraks. Temuan itu didapat ketika BBPOM melakukan pengawasan produk pangan olahan dan takjil di Kota Mataram.
Kerupuk tempe yang mengandung boraks dijual oleh pedagang pangan olahan dan takjil di Jalan Airlangga, Kota Mataram. Kripik tempe terbukti mengandung boraks setelah diuji sampel di laboratorium BBPOM Mataram.
"Infonya temuan kerupuk mengandung boraks ini berulang-ulang. Tahun lalu juga begitu," kata Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, di Kota Mataram, Jumat, 10 Mei 2019.
Usai temuan itu, Rohmi meminta jajarannya untuk mengawasi khusus industri kerupuk. Dia menginginkan, ada pembinaan untuk produsen kerupuk agar tidak menggunakan boraks.
"Nanti bahan pengganti boraks tersebut diedarkan ke produsen krupuk. Di mana belinya, supaya mereka bisa mengganti boraks itu," ucap dia.
Kelak upaya pembinaan akan dilakukan terpadu, oleh Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan, dan Dinas Perindustrian, serta Dinas Ketahanan Pangan, bekerja sama dengan BBPOM Mataram.
BBPOM Mataram, Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, mengatakan pihaknya masih memeriksa 83 sampel olahan pangan dan takjil. Dia mengungkap, pengawasan dilakukan agar tidak ada penggunaan bahan berbahaya dalam olahan pangan. Sehingga, aman dikonsumsi warga saat berbuka puasa.
"Kami memeriksa sambal pelecing, sirup es campur, dan produk lainnya. Tapi hanya kerupuk yang positif mengandung bahan berbahaya jenis boraks," jelasnya.
Pengawasan produk pangan olahan dan takjil melibatkan Dinas Perdagangan NTB, Dinas Perindustrian NTB, Dinas Ketahanan Pangan NTB, dan Satuan Tugas Pangan Polda NTB.
Lokasi yang menjadi sasaran adalah para pedagang di Jalan Majapahit, Jalan Airlangga, Jalan Panji Tilar, pasar tradisional ACC, pasar tradisional Kebon Roek, Pasar Rembiga, dan pasar tumpah di Perumahan Pagutan Permai.
Mataram: Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, Nusa Tenggara Barat, menemukan kerupuk tempe mengandung bahan berbahaya jenis boraks. Temuan itu didapat ketika BBPOM melakukan pengawasan produk pangan olahan dan takjil di Kota Mataram.
Kerupuk tempe yang mengandung boraks dijual oleh pedagang pangan olahan dan takjil di Jalan Airlangga, Kota Mataram. Kripik tempe terbukti mengandung boraks setelah diuji sampel di laboratorium BBPOM Mataram.
"Infonya temuan kerupuk mengandung boraks ini berulang-ulang. Tahun lalu juga begitu," kata Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, di Kota Mataram, Jumat, 10 Mei 2019.
Usai temuan itu, Rohmi meminta jajarannya untuk mengawasi khusus industri kerupuk. Dia menginginkan, ada pembinaan untuk produsen kerupuk agar tidak menggunakan boraks.
"Nanti bahan pengganti boraks tersebut diedarkan ke produsen krupuk. Di mana belinya, supaya mereka bisa mengganti boraks itu," ucap dia.
Kelak upaya pembinaan akan dilakukan terpadu, oleh Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan, dan Dinas Perindustrian, serta Dinas Ketahanan Pangan, bekerja sama dengan BBPOM Mataram.
BBPOM Mataram, Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, mengatakan pihaknya masih memeriksa 83 sampel olahan pangan dan takjil. Dia mengungkap, pengawasan dilakukan agar tidak ada penggunaan bahan berbahaya dalam olahan pangan. Sehingga, aman dikonsumsi warga saat berbuka puasa.
"Kami memeriksa sambal pelecing, sirup es campur, dan produk lainnya. Tapi hanya kerupuk yang positif mengandung bahan berbahaya jenis boraks," jelasnya.
Pengawasan produk pangan olahan dan takjil melibatkan Dinas Perdagangan NTB, Dinas Perindustrian NTB, Dinas Ketahanan Pangan NTB, dan Satuan Tugas Pangan Polda NTB.
Lokasi yang menjadi sasaran adalah para pedagang di Jalan Majapahit, Jalan Airlangga, Jalan Panji Tilar, pasar tradisional ACC, pasar tradisional Kebon Roek, Pasar Rembiga, dan pasar tumpah di Perumahan Pagutan Permai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)